Kepala Balai Pelayanan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Imam Riyadi, menyampaikan bahwa hingga saat ini pihaknya belum menerima informasi resmi mengenai pekerja migran Indonesia (PMI) asal Kepri yang menjadi korban penembakan di Malaysia. Ia memastikan pihaknya terus memantau perkembangan kasus ini dan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Kuala Lumpur, Kementerian Luar Negeri (Kemlu), serta Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Pusat.
Peristiwa penembakan ini terjadi pada Jumat (24/1/2025) sekitar pukul 03.00 dini hari waktu Malaysia di wilayah Selangor, Kuala Lumpur. Menurut informasi sementara yang diterima oleh BP3MI Kepri, dua orang PMI yang menjadi korban berasal dari Indonesia, satu korban berasal dari Riau yang dilaporkan meninggal dunia, sementara seorang lainnya, asal Aceh, mengalami luka. Tiga korban lainnya, yang turut terluka dalam insiden tersebut, sedang menjalani perawatan medis di rumah sakit di Selangor. Identitas lengkap tiga korban luka ini masih dalam proses identifikasi, menunggu informasi lebih lanjut dari pihak KBRI.
Imam mengungkapkan bahwa pihaknya juga telah menerima laporan bahwa kejadian tersebut melibatkan Pekerja Migran Indonesia (PMI) non-prosedural, yang dalam insiden ini menjadi sasaran penembakan oleh pihak Angkatan Pertahanan Malaysia (APMM). Polisi Diraja Malaysia (PDRM) pun telah terlibat dalam penyelidikan untuk mengungkap motif dan pelaku di balik kejadian tersebut.
Dalam upaya penanganan insiden ini, KBRI Kuala Lumpur sudah bergerak cepat untuk memberikan bantuan kepada korban, sementara PDRM melakukan penyelidikan lebih lanjut. Imam juga mengonfirmasi bahwa pihak kepolisian Malaysia sedang berkoordinasi dengan pihak Polri di Indonesia untuk mempercepat proses penanganan. “Kasus ini masih dalam penyelidikan PDRM, dan kami akan terus diinformasikan mengenai perkembangan lebih lanjut,” pungkasnya.