PLN, SKK Migas, dan Universitas Dundee Skotlandia menggelar public lecture bertajuk ‘Energy Transition Toward A Low-Carbon Economy’ di Auditorium PLN pada Kamis (20/2/2025). Acara ini menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mempercepat transisi energi menuju ekonomi rendah karbon.
Dalam acara tersebut, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menekankan bahwa perubahan iklim adalah tantangan global yang hanya bisa diatasi melalui sinergi berbagai pemangku kepentingan. PLN sendiri telah merancang strategi untuk beralih dari energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT), yang akan mendominasi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) mendatang.
“Forum ini memberi keyakinan bahwa komunitas global yang sebelumnya terfragmentasi kini bersatu. Apapun tantangan di depan, kita akan terus maju untuk memastikan keberlanjutan bagi generasi mendatang,” ujar Darmawan.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu, menegaskan bahwa transisi energi tidak hanya berperan dalam keberlanjutan, tetapi juga penting bagi pertumbuhan ekonomi serta kestabilan harga energi. “Keberhasilan transisi energi tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga membutuhkan kolaborasi erat dengan sektor swasta dan akademisi. Forum ini diharapkan dapat menghasilkan solusi konkret,” kata Jisman.
Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, menyoroti bahwa transisi energi akan menciptakan peluang ekonomi baru dan mendukung komitmen Indonesia dalam Perjanjian Paris dan Net Zero Emission 2060. “Mencapai Net Zero bukan hal yang mudah, tetapi kita harus menepati janji kepada dunia. Dengan Mekanisme Transisi Energi (ETM) yang baru, Indonesia bertujuan untuk mempercepat proses ini,” jelasnya.
Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, menjelaskan bahwa sektor hulu migas tetap memiliki peran penting dalam mendukung ketahanan energi. Sejumlah proyek besar pun sedang digarap, termasuk Carbon Capture Storage (CCS) BP Tangguh UCC, yang diproyeksikan akan mencapai produksi puncak 476 MMSCFD dan memiliki potensi kapasitas CCS sebesar 1,8 Giga Ton dengan investasi US$ 4,5 miliar (Rp 67,5 triliun).
Penasihat Khusus Presiden Bidang Energi, Purnomo Yusgiantoro, menambahkan bahwa ketergantungan terhadap batu bara merugikan kesehatan masyarakat dan biaya energi terbarukan di Indonesia kemungkinan akan turun menuju standar internasional. “Diperlukan kolaborasi pentahelix antara pemerintah, sektor swasta, LSM, akademisi, dan masyarakat untuk memastikan keberhasilan transisi energi ini,” tegasnya.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Dominic Jeremy, juga menyoroti pentingnya kerja sama Inggris-Indonesia dalam sektor energi terbarukan serta peran pendidikan dalam menghadapi perubahan iklim. “Universitas Dundee memiliki pengalaman riset dalam transisi energi dan siap mendukung Indonesia melalui kemitraan ini,” ujarnya.
Sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan SDM, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) telah memasukkan program energi di Universitas Dundee dalam daftar prioritas beasiswa, membuka peluang bagi putra-putri terbaik Indonesia untuk menempuh studi Master dan PhD di bidang transisi energi.
Kolaborasi lintas sektor ini diharapkan dapat mempercepat transformasi energi di Indonesia, sekaligus memastikan keberlanjutan ekonomi dan lingkungan bagi generasi mendatang.