Ekonomi Provinsi Riau mengalami pertumbuhan sebesar 3,52% pada tahun 2024, yang lebih rendah dari capaian tahun sebelumnya sebesar 4,21%. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Riau mencapai Rp1.112,48 triliun atas dasar harga berlaku, dan Rp571,23 triliun atas dasar harga konstan 2010. Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi dengan pertumbuhan tertinggi sebesar 10,70%.
Menurut Kepala BPS Riau, Asep Riyadi, sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum menunjukkan pemulihan yang signifikan, terutama didorong oleh peningkatan aktivitas pariwisata dan konsumsi masyarakat. Pengeluaran Konsumsi Luar Negeri dan Rumah Tangga juga mengalami peningkatan signifikan sebesar 13,01%, menunjukkan daya beli masyarakat dan aktivitas ekonomi terkait ekspor-impor yang tetap kuat.
Pada triwulan IV 2024, ekonomi Riau tumbuh 3,52% secara tahunan. Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum naik 9,83%, sementara Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga meningkat 4,84%. Secara kuartalan, pertumbuhan ekonomi Riau hanya 0,16%, dengan Lapangan Usaha Jasa Lainnya mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 18,63%.
Asep menjelaskan bahwa pertumbuhan jasa lainnya didukung oleh peningkatan permintaan akan layanan profesional dan teknis. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah juga mengalami lonjakan sebesar 19,90%, menunjukkan peran pemerintah dalam mendorong pemulihan ekonomi melalui belanja infrastruktur dan program sosial yang intensif.
Meskipun terjadi perlambatan, pertumbuhan ekonomi Riau tanpa sektor migas mencapai 4,10%, meskipun lebih rendah dari tahun sebelumnya. Secara nasional, Riau menyumbang 5,05% terhadap perekonomian Indonesia, menempati posisi keenam sebagai kontributor PDRB terbesar dan menjadi provinsi dengan PDRB terbesar kedua di luar Pulau Jawa.
Asep Riyadi menyatakan bahwa sektor jasa dan konsumsi rumah tangga mengalami pemulihan yang baik, memberikan harapan positif bagi perekonomian Riau ke depan, terutama dalam mendorong pertumbuhan yang lebih inklusif.