Para pengelola pasar di Bukit Kapur dan pedagang kaki lima tempatan mengeluhkan sepinya pengunjung akibat adanya aktivitas pasar kaget di daerah tersebut. Rapat bersama seluruh pihak pengelola pasar, termasuk pasar minggu di kelurahan Bukit Kayu Kapur, Pengelola Pasar Sabtu Kelurahan Kampung Baru dan Pengelola Pasar Pemda Kelurahan Gurun Panjang, serta perwakilan pedagang dan pedagang kaki lima telah dilakukan dalam beberapa bulan terakhir.

Aktivitas pasar kaget yang berkeliling dan membuka lapak di setiap kelurahan telah berdampak serius terhadap minimnya pembeli, yang merupakan harapan pendapatan bagi para pedagang. Jon Eka Putra dari Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia (APSI) Kota Dumai, bersama Tim Inisiator Pedagang Pasar Edi Hartono, menyampaikan kondisi ini setelah rapat pada Senin (19/5). Hadir pula Ketua Pengelola Pasar Minggu Jumangat, Pengelola Pasar Sabtu Kampung Baru Thamrin, dan Pengelola Pasar Pemda Gurun Panjang Jem Harahap.

Para pedagang mengeluh tentang sepi pengunjung secara drastis dan dampaknya terhadap pendapatan pedagang rumahan dan kaki lima. Jon Eka Putra menyebut bahwa setelah berkoordinasi dengan pemerintah melalui Kantor Pelayanan Pasar, akan dilakukan pengaturan agar pasar kaget tidak digelar sembarangan tempat atau di lingkungan pemukiman penduduk.

Pengelola Pasar Minggu mewakili pengelola pasar di wilayah Kecamatan Bukit Kapur menyampaikan harapannya agar pemerintah mengatur pasar kaget dengan bijaksana. Pasar kaget ini mayoritas diisi oleh pedagang dari luar daerah yang berdagang sementara setiap minggu berkeliling di Kecamatan Bukit Kapur.

Mereka meminta pemerintah segera mengambil tindakan tegas dalam pengaturan agar aktivitas pasar kaget dapat ditertibkan dan disinkronkan dengan pasar lokal yang telah ada, tanpa berdampak negatif terhadap pedagang lokal.