Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Riau (Fikom UMRI) sukses menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) sebagai bagian dari Penelitian Fundamental Reguler (PFR) Kemendikti Saintek 2025. Acara bertajuk “Optimalisasi Crowdfunding untuk Peningkatan Kompetensi Wartawan” ini dilaksanakan pada Kamis (19/6/2025) bertempat di Kampus Umri dengan menghadirkan 13 narasumber multidisiplin.

Eka Putra ST MSc PhD, ketua tim peneliti, menyoroti urgensi penelitian ini dengan menekankan dua krisis utama yang dihadapi industri media saat ini. “Selain masalah pendanaan media, industri media kita sedang menghadapi krisis sumber daya manusia yang berkualitas. Kompetensi wartawan yang rendah merupakan persoalan serius yang membutuhkan solusi praktis dan berkelanjutan,” tegas Eka dalam paparannya.

Eka menguraikan bahwa crowdfunding dapat menjadi solusi multidimensi. “Model pendanaan kolektif ini memungkinkan masyarakat berperan aktif dalam meningkatkan kompetensi wartawan sekaligus menjamin independensi media,” paparnya.

“Kelemahan wartawan dari kemampuan finansial adalah diantara penyebab masalah rendahnya kompetensi wartawan di Indonesia, khususnya di Pekanbaru, Riau. Crowdfunding bisa menjadi solusi demokratis untuk membiayai pelaksanaan uji kompetensi wartawan, pelatihan wartawan dan produksi jurnalisme berkualitas,” kata Eka Putra membuka diskusi.

Diskusi yang dipandu Dr Desliana Dwita berlangsung dinamis dengan berbagai perspektif kritis. Menurutnya, penelitian ini akan mengkaji bagaimana peran yang diberikan masyarakat dalam peningkatan kompetensi wartawan, serta seberapa besar potensi crowdfunding digunakan dalam pengembangan jurnalisme di Pekanbaru, dan Indonesia pada umumnya.

Riko Kurniawan, praktisi crowdfunding, menekankan pentingnya transparansi. “Di platform kami, setiap donatur bisa melacak penggunaan dana berdasarkan jenis kegiatan yang dilakukan. Akuntabilitas mutlak diperlukan,” kata Riko.

Dheni Kurnia dari Persatuan Wartawan (PWI) Riau menyatakan kesiapan organisasinya menjadi bagian dari pelaksanaan crowdfunding jurnalistik.

Rama M Almadi, tokoh masyarakat, mengungkapkan potensi partisipasi publik. “Masyarakat Riau sangat peduli kualitas berita. Kami butuh mekanisme mudah dan terpercaya untuk berkontribusi.”

Trisna Damayanti dari Diskominfo Pemprov Riau mengingatkan pihaknya menyambut pelaksanaan crowdfunding jurnalistik sekiranya nanti akan dilaksanakan di Pekanbaru dan Provinsi Riau pada umumnya. “Disamping itu Pemprov Riau juga sudah menyiapkan anggaran peningkatan kompetensi wartawan pada tahun 2026 yang akan datang melalui program pembiayaan uji kompetensi wartawan terhadap sejumlah organisasi pers yang selama ini bekerja sama dengan Pemprov Riau.”

Najha, aktivis pers kampus, mewakili suara generasi muda menambahkan generasi mudah siap jadi pengguna awal crowdfunding jurnalistik. “Pers kampus siap mendukung pelaksanannya, bahkan juga siap sebagai pengguna dana publik sekiranya diberikan kesempatan. Tapi perlu pendampingan teknis dalam meyakinkan mahasiswa lain untuk bisa berpartisipasi. Masih banyak keraguan tentang mekanisme crowdfunding di kalangan mahasiswa.”