banner 728x250

Penasihat Kapolri Sebut Bos Rental Mobil Terlalu Nekat saat Hadapi Lawan dengan Tangan Kosong

banner 120x600
banner 468x60

Penasihat dan Ahli Kapolri Irjen Pol (Purn) Aryanto Sutadi mengatakan bahwa tindakan Ilyas Abdurrahman terlalu nekat.

Kasus pembunuhan bos rental mobil Ilyas Abdurrahman hingga kini masih menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat berbasis internet.

banner 325x300

Kasus ini pun turut melakukan perhatian oleh Penasihat Ahli Kapolri Iriyanto Sutadi.

Menurut Aryanto, bos rental mobil terlampau nekat saat ingin mengambil mobil miliknya, padahal dia tahu jika lawannya membawa senjata sedangkan dirinya hanya membawa tangan kosong.

“Polisi tidak pernah menyangka orang yang meminta pertolongan nekat betul menghadapi orang yang bersenjata,” kata Aryanto sambil tertawa, seperti dikutip dari TribunnewsBogor.com.

Ia menyatakan jika memposisikan diri sebagai polisi yang berjaga saat itu, tentunya akan meminta bantuan lebih dulu.

“Apa saja kekuatan kita yang perlu, kami akan siap membantu,” tandasnya.

Oleh sebab itu Aryanto tidak menyalahkan anggota polisi Polsek Cinangka yang telah menolak membantu bos rental untuk mengejar pencuri mobil.

“Jadi saya tidak dapatmenyalahkan anggota lapangan yang menolak saat itu, tetapi ini harus diperiksa oleh Propam apakah dia layak menolak bantuan. Karena ada prosedur operasional standar, di antara SOP (prosedur operasional standar) dengan titik kritis seperti itu lah kebijakan polisi di lapangan dan kemampuan keahliannya beraksi. Ini contoh aktivitas polisi yang kompleks, kalau salah ditambah pukul rintang, bila berhasil belum tentu dipuji,” katanya.

Saya menyarankan para bos rental untuk tidak terburu-buru berkata-kata dan bertindak tanpa pertimbangan, terutama ketika masih ada kasus pencurian balik yang belum selesai.

“Saya mengatakan kepada asosiasi rental mobil jangan menganggap saya enteng seperti itu. Dia sudah tahu di Semarang sudah terjadi poligoni tembak, ini gitu kan tanpa memperhitungkan seberapa dahsyatnya keruwetan itu. Kecelakaan itu tanpa adanya polisi yang hebat, masyarakat sendiri juga harus berperan untuk mencegahnya,” kata Aryanto Sutadi.


Rencana Licik Ajat

Akhirnya dua orang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penembakan bos rental mobil, Ilyas Abdurrahman. Adapun dua orang yang ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi adalah AS dan I.

Meskipun begitu, Amerika Serikat (AS) dan I tidak terlibat dalam pelanggaran yang berakhir dengan kehilangan nyawa Ilyas Abdurrahman.

Penetapan AS dan IPDA, di konfirmasi oleh Kasi Humas Polresta Tangerang Ipda Purbawa, Minggu (5/1/2025).

“Hubungan dengan kejadian penembakan di Polresta Tangerang telah menetapkan wartawan AS (Ajat Sudrajat) dan I sebagai tersangka,” kata Ipda Purbawa.

Dikatakan Purbawa, AS atau Ajat Sudrajat merupakan orang yang pertama kali mem Antar mobil kepada Ilyas.

Sedangkan saya adalah orang yang menerima atau penadah mobil Honda Brio yang disewakan.

Lebih lanjut Purbawa mengatakan, terus kita lakukan pendalaman yang lebih lanjut untuk membongkar pelaku lain.

“Lalu keduanya (AS dan I) sudah cukup bukti dan ditetapkan sebagai tersangka. Namun kita juga masih melakukan pendalaman untuk mengungkap pelaku lain,” ucap Purbawa.

Mengenai anggota TNI yang dicurigai menembak Ilyas, Purbawa belum dapat menjelaskan lebih spesifik.

Ia hanya mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Puslitbang Sukarela TNI AL.

“Tentang kasus penembakan di KM 45, kita telah bekerja sama dengan Puspom TNI AL. Nantinya, Puspom dan kita akan melakukan penyelidikan untuk mengumpulkan bukti-bukti apabila ada oknum dari TNI AL yang terlibat,” katanya.

Sebelumnya, Ajat dan I dipenjara di wilayah Pandeglang, Banten, pada Jumat (3/1/2024).

Menurut Ipda Purbawa, Ajat dan saya telah merencanakan upaya penggelapan kendaraan rental yang disewa dari Ilyas.

“Memang saya (I) tidak terlibat dalam kejadian itu (penembakan). Namun, saya ditangkap dari hasil pengembangan proyek dan penelusuran, tempat mereka merencanakan penumpukan mobil tersebut,” kata Purbawa.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Pandeglang, Iptu Alfian Yusuf, mengungkapkan peran Ajat yang mencari mobil sewaan dan kemudian dibawa kabur.

Setelah kendaraan berhasil dibawa kabur, Ajat memberikan mobil itu kepada penadah mobil curian yang daluarsanya HM.

Alfian menegaskan, Ajat bukan bagian dari orang yang melakukan penembakan ke arah Ilyas.

“Dalam hal ini peran Ajat hanya diminta mencari mobil penyewaan. Setelah mendapatkan mobil penyewaan, lalu mobil diberikan ke I, dari I tidak tahu mobil disetor kepada siapa,” katanya, seperti dilansir WartaKotalive.com.


Peran 4 Pelaku

Berikut adalah peran 4 pelaku penembakan bos rental mobil yang menewaskan Ilyas Abdurrahman di area istirahat tol Tangerang.

Belakangan diketahuinya, Ajat adalah pencuri yang telah memalsukan mobil rental milik Ilyas, lalu menggunakannya dan menjualkannya kepada penadah yang bernama I.

Fakta tersebut diungkapkan Kasi Humas Polresta Tangerang Ipda Purbawa tentang penangkapan dua pelaku, yakni Ajat dan I.

Ajat dikatakan sebagai penyewa mobil rental milik Ilyas yang kemudian melarikan diri.

Sedangkan I adalah penadah mobil yang dicuri Ajat sejak 31 Desember 2024.

Setelah mempelajari-fleksi vokal iterasi kombinasi konsonan penting di homodefinisi netral dengan mempertimbangkan kata-kata identik baik dari Bahasa Indonesia maupun yang meminjam (dengan hipotek ini pembicaraan pelajar yang berkunjung bundar, rancangan sederhana ! Netralstruktur membentuk biarkan jika kata-kata tidak sama, pembaca dapat membedakannya ), pengenalan ini hendaknya: Usut punya usut, Ajat dan aku telah merencanakan mencuri mobil sewaan itu semenjak sekian lama.

Tetapi terkait insiden tembakan yang dilakukan anggota TNI AL, Ajat dan I tidak tahu apa-apa apalagi berada di tempat kejadian.

Iya” jawab Ipda Purbawa, “Dia (Ajat dan I) tidak hadir dalam penghancuran aset PT. Mudik, Namun kita satukan keterangan lagi karena passport AJAT dan IPDA tellusur pergerakan Ajat dan IPDA pasca penggalangan orang- orang curiga

Kemudian untuk kedua tahanan lain adalah anggota TNI AL, mereka saat ini telah ditahan di Pusat Polisi Militer Angkatan Laut (Puspomal).

Petugas keamanan bersama Puspom sedang bekerja sama untuk melakukan penyelidikan atas peristiwa tersebut.

Saya telah menduga enam orang, dua di antaranya diduga oknum TNI,” kata Ipda Purbawa, “Kita melakukan koordinasi dengan Puspom yang bertanggung jawab melakukan penyelidikan.

Sementara itu mengenai peran Ajat dan I, Kasat Reskrim Polres Pandeglang, Iptu Alfian Yusuf menjelaskan penjelasan lengkap.

Dia diperintahkan untuk mencari mobil sewaan untuk dicuri.

Setelah Ajat berhasil menyewa mobil itu, saya menjadi aku yang menjual mobil perampokan tersebut kepada orang lain.

Atas aksinya tersebut, Ajat dipujukankan untuk menerima uang Rp5 juta.

Maka uang itu belum sempat dikasih sebab Ajat terburu-buru ditangkap polisi.

“Hari ini (3 Desember 2025) dia (Ajat) mau diberi uang lima juta,” kata Iptu Alfian Yusuf.

Sebelum eskalasi penembakan, ternyata korban Ilyas pernah berusaha berdialog dengan petugas TNI AL.

Namun, bukannya rencananya diterima, bos rental ternyata difitnah.

Ilyas disebut-sebut oleh oknum TNI AL tersebut sebagai sindikat yang berbahaya.

“Saya TNI AL,” katai Agam menirukan pernyataan oknum TNI AL yang menembak bapaknya.

“Tidak, saya bukan pecandu narkoba, saya ini meminjam mobil,” kata tukang ojek sambil berubah bicara menjadi tokoh ayahnya.

Pada saat itu, Agam mengatakan bahwa ayahnya sangat bertekad menjaga mobil yang dicuri itu.

Tetapi ketika itu oknum itu sendiri yang berasal dari TNI pula enggan untuk menarik diri kerasan.

Agam mengatakan, bahkan ayahnya pernah diberi ancaman boton senjata ke kepala, tapi bos rental tetap percaya diri.

Itulah yang membuat kapalkelِي berpangkat tersebut mengancam akan menabrak kapal rental.

“(Kata pelaku oknum TNI itu) ‘Sorong kembali! Kalau tidak, aku tembak!’ sambil menunjukkan senjata ke kepala ayah saya,” kata Agam meniru oknum TNI.

Ayah saya bilang, ‘bukan bang, saya pemilik mobil’, katanya.

“Saya tidak ingin tahu, kamu mundur atau saya yang bertabrak,” ungkap oknum TNI.

Setelah adu mulut antara ayahnya dan seorang ABRI, Agam mendadak datang sealtura mobil yang menghampiri dia.

Gunung berapi Bunaken, terletak di provinsi Sulawesi Utara, 60 km sebelah utara Kota Manado.

“Tiba-tiba ada mobil hitam didepan. Saya pikir ada warga yang mau tahu apakah ada kerumunan apa. Mobil itu mundur dan menabrak om saya berdua. Om saya terjatuh, saya membantu om saya, mobil hitam itu langsung kabur, mobil Brio juga melarikan diri,” kata Agam.

Setelah persingitan, Ilyas dan rombongan kembali mengejar mobilnya.

Hingga akhirnya tragedi penembakan pun terjadi dan ayah Ilyas mengalami kematian di tempat.

Saat ini rekaman bos sewa bernama Ramli, yang juga korban penembakan, sedang dalam kondisi kritis.

TribunnewsBogor.com

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *