Seorang pemilik kebun sawit di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) yang dikenal dengan nama N Sianipar telah menyerahkan tanaman kelapa sawit seluas 401 hektar kepada Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH) secara sukarela. Tindakan ini dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap upaya penataan kawasan hutan konservasi kembali ke habitat aslinya.
N Sianipar menyatakan secara sukarela menyerahkan lahan seluas 401 hektar beserta satu unit traktor, satu truk, barak, kantor, dan perumahan karyawan kepada Satgas PKH. Hal ini disampaikan langsung kepada petugas PKH pada Senin (30/6/2025) seperti yang dikutip dari akun @btnTessoNilo.
Video menunjukkan bahwa selain tanaman kelapa sawit, pemilik kebun tersebut juga telah mendirikan bangunan tempat barak, kantor, dan perumahan serta terlihat mobil truk dan alat berat terparkir yang digunakan untuk menggarap kawasan TNTN menjadi kebun sawit.
Puluhan anggota Satgas PKH bertemu dengan N Sianipar dan menanyakan sejak kapan ia berada di kawasan hutan konservasi TNTN. Sianipar mengungkapkan bahwa dirinya sudah berada di kawasan tersebut sejak tahun 2006.
Para pekerja di kawasan tersebut juga mengaku sudah menetap sejak 1 tahun yang lalu melalui barak yang disediakan oleh pemilik kebun. Petugas PKH menegaskan bahwa bekerja di kawasan hutan konservasi tidak sesuai aturan dan berharap para pekerja dapat mencari pekerjaan yang lebih legal.
Sianipar mengungkapkan bahwa ia membeli kebun sawit dengan harga Rp 3 juta – Rp 5 juta per hektar. Meskipun tanahnya akan ditumbangkan, ia menyatakan kesiapannya untuk mengikuti proses hukum sebagai warga negara yang taat.
Satgas PKH berharap bahwa penertiban kebun kelapa sawit seluas 401 hektar di TNTN dapat menjadi motivasi bagi warga lain di kawasan tersebut untuk mengikuti jejak N Sianipar. Mereka juga menegaskan komitmen untuk mengembalikan kawasan habitat gajah seluas 81.793 hektar ke fungsi awalnya sebagai hutan paru-paru dunia.
LSM Benang Merah Keadila menekankan pentingnya apresiasi terhadap individu yang mendukung langkah-langkah konservasi hutan. Mereka juga menyoroti alasan di balik perambahan hutan untuk kebun kelapa sawit, yang seringkali dipicu oleh harga murah tanah di kawasan konservasi.