Program Sekolah Rakyat, yakni pendidikan gratis berbasis asrama di Kota Pekanbaru, kini memasuki tahap kesiapan akhir sebelum mulai berjalan. Wakil Walikota Pekanbaru, Markarius Anwar, menyampaikan bahwa pada tahap awal, sebanyak 50 anak dari keluarga prasejahtera akan mengikuti pendidikan gratis melalui program ini. “Seluruh pendanaannya berasal dari pemerintah pusat,” ujar Markarius, Senin (19/5/2025).

Meski anggaran disediakan oleh pusat, pelaksanaan teknisnya tetap berada di bawah kendali pemerintah daerah. “Semua fasilitas sudah siap, termasuk tenaga pengajar dan logistik. Kini tinggal proses pelaksanaan saja,” jelasnya.

Kepala Dinas Sosial Kota Pekanbaru, Idrus, menjelaskan bahwa sebanyak 55 calon siswa telah dipersiapkan, termasuk lima orang sebagai peserta cadangan. “Mereka telah melalui proses seleksi dan asesmen yang ketat,” katanya.

Dijelaskan Idrus, berdasarkan data dari Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikbudristek, terdapat 7.315 anak dari Kota Pekanbaru yang menjadi target potensial program ini, dari jenjang SD hingga SMA. Namun untuk tahap awal, program difokuskan pada jenjang SMP, dengan sekitar 4.300 anak usia 12–15 tahun yang masuk kriteria.

Dalam proses seleksi awal, Dinas Sosial melakukan pendataan dan verifikasi langsung ke rumah calon peserta. Dari 410 anak yang memenuhi syarat, sebanyak 131 menyatakan kesediaan secara lisan. Setelah pendataan lanjutan, tercatat 79 anak bersedia secara tertulis.

“Dari jumlah tersebut, disaring lagi hingga terpilih 50 peserta utama dan 5 cadangan,” terang Idrus.

Anak-anak yang lolos seleksi akan mengikuti pendidikan di Sentra Abiseka, Kecamatan Rumbai, dengan sistem boarding school yang sepenuhnya gratis. Sekolah Rakyat merupakan inisiatif nasional berbasis Inpres No 8 Tahun 2025 sebagai upaya strategis dalam pengentasan kemiskinan ekstrem. Program ini bertujuan memberikan akses pendidikan berkualitas kepada anak-anak dari keluarga miskin demi masa depan yang lebih baik.