Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), berencana menyalurkan dana bergulir sebesar Rp11 miliar untuk UMKM di wilayahnya pada 2025. Hal ini bertujuan untuk memberikan dukungan lebih lanjut kepada pelaku usaha, terutama yang bergerak di sektor perdagangan, jasa, dan kuliner, yang merupakan mayoritas penerima manfaat.
Kepala UPTD Pengelolaan Dana Bergulir Kota Batam, Zulfahri, menjelaskan bahwa pelaku usaha yang memanfaatkan fasilitas dana bergulir ini akan mendapatkan manfaat berupa bunga rendah dan tenor panjang. Ini diharapkan dapat membantu mereka mengembangkan bisnis tanpa terbebani oleh cicilan yang berat.
“Dengan bunga rendah dan tenor panjang, cicilan tiap bulannya tidak akan memberatkan pelaku usaha. Kami harap ini bisa dimanfaatkan dengan baik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Batam,” ujar Zulfahri, Jumat (7/2).
Zulfahri juga mencatat bahwa pada 2024, sebanyak 58 UMKM telah memanfaatkan dana bergulir sebesar Rp5,5 miliar, dengan total anggaran yang tersedia mencapai Rp10 miliar. Untuk itu, Pemkot Batam menargetkan adanya peningkatan penggunaan dana bergulir pada tahun depan, guna memperkuat sektor UMKM di daerah tersebut.
Skema pembiayaan dana bergulir kini menggunakan sistem Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), yang diterapkan sejak 2016. Sebelumnya, dana bergulir sempat disalurkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), namun Zulfahri menekankan bahwa sejak 2016, dana tersebut tidak lagi bergantung pada APBD.
“Sistem BLUD ini lebih fleksibel dan efisien. Kami berkomitmen untuk terus memberikan akses yang lebih luas bagi para pelaku usaha,” jelas Zulfahri.
Zulfahri juga mengungkapkan bahwa meskipun bunga pinjaman untuk UMKM sudah sangat rendah—hanya 4 persen per tahun, jauh lebih murah dibandingkan Kredit Usaha Rakyat (KUR)—masih ada kendala dalam hal pemenuhan syarat jaminan yang diperlukan. Banyak pelaku usaha, terutama yang baru memulai, merasa kesulitan untuk memenuhi persyaratan tersebut.
“Antusiasme masyarakat masih terbilang rendah, apalagi setelah pandemi. Kami berharap, dengan adanya bunga yang rendah dan tenor yang panjang, pelaku usaha dapat memanfaatkan fasilitas ini dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.
Plafon pinjaman yang ditawarkan sangat menarik, yakni mencapai Rp150 juta untuk usaha mikro dan Rp300 juta untuk koperasi. Dengan tenor hingga lima tahun, ini memberikan kesempatan lebih bagi para pelaku usaha untuk memperbesar skala bisnis mereka tanpa tekanan finansial yang besar.
Zulfahri mengimbau pelaku usaha untuk mengikuti program ini dan memanfaatkan dana yang tersedia guna mempercepat pemulihan ekonomi di Batam pasca-pandemi. Pemkot Batam berharap, dengan adanya dana bergulir yang disalurkan kepada UMKM, sektor ekonomi lokal akan semakin berkembang dan menciptakan lapangan kerja baru, sejalan dengan visi Batam sebagai kota industri dan pariwisata yang berkembang pesat.