Dalam momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, meluncurkan sebuah gebrakan besar dalam sektor pendidikan nasional, yaitu Program Hasil Terbaik Cepat atau disingkat PHTC. Acara peluncuran ini berlangsung di SDN Cimahpar 5, Kota Bogor, dan menjadi sorotan karena menandai langkah awal dari pemerintahan Prabowo dalam mewujudkan reformasi pendidikan yang terstruktur, cepat, dan menyentuh berbagai lapisan masyarakat.
Peluncuran program PHTC ini tidak sekadar seremoni simbolik, tetapi mencerminkan keseriusan pemerintah dalam mengatasi persoalan-persoalan mendasar pendidikan, terutama di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Presiden Prabowo menekankan bahwa pendidikan adalah kunci utama kemajuan bangsa, tanpa pendidikan yang baik, mustahil bagi Indonesia mencapai kesejahteraan dan daya saing global yang berkelanjutan.
Dalam sambutannya, Abdul Mu’ti mengucapkan terima kasih atas dukungan Presiden dan semua jajaran di Kemendikdasmen serta atas partisipasi masyarakat selama enam bulan terakhir. Dia menyatakan, “Kami telah memulai langkah-langkah strategis dan telah meletakkan dasar-dasar pedagogig memajukan pendidikan dasar dan pendidikan menengah.”
Presiden Prabowo menekankan pentingnya pendidikan bagi kemajuan Indonesia, menyatakan, “Marilah kita, semua unsur bangsa gunakan kesempatan ini untuk membangun negeri dengan kecerdasan, dengan kearifan, dengan hati yang bersih, dengan kejujuran. Sehingga kita bisa membangun masa depan anak-anak dan cucu-cucu kita.”
Empat pilar utama dalam Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) menjawab tantangan pendidikan secara menyeluruh. Pertama, pemerintah mengucurkan dana sebesar Rp16,9 triliun untuk memperbaiki infrastruktur 10.440 satuan pendidikan di seluruh Indonesia. Fokus utamanya adalah sekolah-sekolah yang selama ini tidak memiliki sarana dasar yang memadai, mulai dari ruang belajar hingga toilet.
Kedua, era digital dijawab dengan digitalisasi pembelajaran melalui smart board, yang akan dibagikan ke 15.000 sekolah. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengadaptasi teknologi dalam dunia pendidikan.
Ketiga, program PHTC memberikan bantuan pendidikan sebesar Rp3 juta per semester bagi guru yang belum lulus S1 atau D4, untuk meningkatkan kualifikasi akademik tenaga pengajar di daerah pedesaan.
Terakhir, PHTC memberikan bantuan langsung tunai sebesar Rp300 ribu per bulan untuk guru honorer, sebagai bentuk pengakuan negara terhadap peran mereka sebagai garda terdepan pendidikan. Langkah Prabowo dalam meluncurkan PHTC menjadi angin segar bagi dunia pendidikan Indonesia, menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjadikan pendidikan sebagai prioritas pembangunan nasional.