Hanya tidak sebagai isu hangat di Indonesia, namun pilihan Patrick Kluivert sebagai pelatih baru tim nasional Indonesia juga mendapat sorotan dari media Korea Selatan, tempat ayahnya Shin Tae-yong tinggal.
Ucapan terima kasih Patrick Kluivert kepada Shin Tae-yong ditafsirkan sangat negatif oleh beberapa media di Korea Selatan.
Ucapan terima kasih tersebut disampaikan Kluivert dalam wawancara bersama koran Belanda De Telegraaf.
Tidak hanya mengucapkan terima kasih kepada Shin Tae-yong, dalam wawancara ini Kluivert juga membahas banyak hal mulai dari misi hingga mengungkap awal pembicaraan dengan PSSI.
Saya lupa apa yang Belanda mampu capai dari pemimpin tragis Shin Tae-yong
Ia menyadari besarnya potensi sepak bola Indonesia, sehingga tidak butuh waktu lama untuk mempertimbangkan tawaran menjadi pelatih tim nasional Indonesia.
“Saya langsung antusias karena potensi yang luar biasa. Indonesia adalah negara dengan hampir 300 juta penduduk, dan banyak di antaranya sangat mencintai sepakbola,” ucapnya.
Dia juga menyoroti perkembangan sepak bola Indonesia di Eropa, terutama berkat kerja keras Shin Tae-yong yang memberikan prakarsa kuat di latar belakang bagi generasi pemain.
“Fenomena penampilan pemain Indonesia di Eropa mulai terbuka. Selain itu, karena Shin Tae-yong, kami punya peluang untuk lolos ke Piala Dunia FIFA 2026 di Amerika Utara,” ujar Kluivert.
Ya, Kluivert mengucapkan penghargaan kepada pelatih Timnas Indonesia sebelumnya, yaitu Shin Tae-yong.
Saya merasa kurang ada empati dalam mengambil keputusan tersebut.
Menurut media asal negara Shin Tae-yong, pernyataan Kluivert dianggap seperti “menabur garam di luka” atas situasi kontroversial terkait dengan pemecatan STY.
tulis Media Korsel tersebut.
Setelah itu, penunjukan Klivert ini menambahkan semangat untuk sekali lagi membangkitkan harapan Indonesia untuk Piala Dunia.
Rabu (8/1/2025) sore, Patrick Kluivert diumumkan resmi sebagai pelatih Timnas Indonesia.
Pelatih asal Belanda itu ditandatangani kontrak dua tahun dengan opsi penambahan dua tahun lagi. Selama melatih Timnas Indonesia, Kluivert akan mendapatkan bantuan dari stafnya, Alex Pastoor dan Denny Landzaat.
Publik sekarang menantikan bagaimana Patrick Kluivert, pelatih baru, akan membawa skuad Garuda untuk bersaing di kancah internasional, dengan tantangan berat dan ekspektasi tinggi dari para pendukung.
Sekarang Timnas Indonesia sedang melaju di babak ketiga kualifikasi Piala Dunia zona Asia dan masih memiliki harapan untuk lolos ke Piala Dunia 2026.
Tergabung di Grup C bersama Arab Saudi, Cina, dan Bahrain, Indonesia berada di peringkat ketiga dengan enam poin, mampu menyeimbangi lawan-lawannya namun lebih baik dalam head-to-head.
Indonesia hanya berjarak satu poin dari Australia yang menempati posisi kedua di bawah Jepang yang perlahan-lahan belum terkalahkan dengan 16 poin.
Pengalaman Kluivert
Kluivert pernah mendaratkan tim nasional Curaçao dan Kamerun, serta punya pengalaman sebagai Kepala Bagian Olahraga PSG dan kepala akademik FC Barcelona.
Selain itu, dalam kapasitasnya sebagai pemain, ia telah mencatat sejarah sebagai pemain termuda yang mencetak gol di final Liga Champions ketika Ajax memenangkan AC Milan pada 1995.
Ia juga pernah memulihkan AC Milan setelahnya dan bergabung dengan Barcelona dengan mencetak total 90 gol dari 182 kali penampilan
Sedangkan bersama Timnas Belanda, Kluivert bermain antara tahun 1994 hingga 2004 dengan mencetak 40 gol dari 79 kali tampil, termasuk menjadi pencetak gol terbanyak di Euro 2020.
“Pengalaman saya di sepak bola dunia, kecepatan saya, dan kepemimpinan saya menjadi alasan PSSI memilih saya,” katanya.
Koneksi Bahasa dan Staf
Kluivert menegaskan bahwa adanya bahasa bukan menjadi masalah besar bagi dia.
Selain menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama, beberapa pemain di Timnas Indonesia berbicara dengan bahasa Belanda, khususnya mereka yang berasal dari program migrasi.
“Naturalisasi pemain Eropa telah meningkatkan kualitas tim. Banyak pemain keturunan Belanda-Indonesia juga ada dalam skuad,” katanya.
Dalam menyusun staf pelatihnya, Kluivert memilih dua nama yang sudah ia kenal baik: Alex Pastoor dan Denny Landzaat.
Alex dan saya pernah bareng dalam kursus pelatihan di Belanda, dan dia sudah menunjukkan kualitasnya di kota Almere.
Sementara itu, ia juga menggembarakan Landzaat sebagai teman dan pelatih yang setia.
“Denny adalah teman lama saya sejak kami belajar di Akademi Ajax. Dia pernah bekerja dengan John van den Brom dan Pascal Jansen dan mengenal budaya Indonesia hingga bisa berbicara bahasa Indonesia,” katanya.
Dengan kombinasi ini, Kluivert optimis bahwa dirinya dan timnya dapat membawa Timnas Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi.
“Saya yakin kami tiga orang bisa membentuk tim pelatih yang sangat kuat,” tuturnya.
(Tribunnews.com/Tio)
Tribunnews.com.