BOLASPORT.COM – Kegagalan Jorge Martin dikembalikan ke tim pabrikan Ducati pada MotoGP 2025 masih menyisahkan pembahasan yang mendadak belum berhenti.
Martin yang diperjanjikan menggunakan Ducati ke pabrikan Ducati setelah musim 2023 gagal setelah Enea Bastianini yang terpilih kembali mendapatkan harapan palsu untuk musim 2025.
Marc Marquez yang masuk ke tim satelit Ducati, Gresini malah lebih dipilih tim sontek penghasil setangkup (Borgo Panigale) untuk berduet dengan Francesco Bagnaia.
Maka kemudian, Ducati memilih untuk melupakan Martin, tapi akhirnya-belakangan ini ia dippingatkan lagi setelah ia menjadi Juara Dunia MotoGP 2024.
Keputusan ini membuat pembalap 26 tahun itu meninggalkan Pramac dan bergabung dengan Aprilia pada bulan April ini.
“Itu adalah momen yang sulit baginya,” ungkap direktur olahraga Pramac, Fonsi Nieto kepada Europa Press seperti dilaporkan oleh BolaSport.com dari Crash.
Saya selalu mengatakan bahwa Jorge telah mengalami tiga momen sulit dalam karier MotoGP-nya.
Saya terganggu oleh kecelakaan di Portugal yang hampir mengakibatkan akhirnya pensiun, ekstensi kontrak Enea Bastianini, dan kesempatan aneh untuk Marquez,
Saya pikir itu adalah poin yang paling sulit. Dia mengetahui cara mengatasi masalah tersebut dan menjadikannya sebagai motivasi, dan itu tidak selalu sesederhana itu.
Menurut Nieto, kini Ducati sedang berada di puncak kejayaan dan mereka akan terus berjuang untuk mempertahankan keunggulan.
“Namun, tentu saja, tidak mudah bagi mereka untuk merelakan kehilangan pembalap seperti Jorge, juara dunia,” kata Nieto.
Namun, kita berbicara tentang Marc Marquez, juara dunia delapan kali, dengan daya dorong yang luar biasa besar. Bahkan mungkin bisa dimengerti bahwa mereka memilih Marquez.
Dengan Marc, Anda selalu dapat melibatkan dirinya karena ia adalah salah satu pembalap terbaik dalam sejarah tersebut.
Sekarang ia bertugas memasuki sirkuit kompetisi, maka dia harus siap untuk selalu memperoleh gelar champion.
Nieto menjelaskan hadirnya Marquez menyebabkan terjadi pertarungan baik antara Bagnaia-Martin dengan Ducati.
“Saya berharap Jorge juga berjuang bersama mereka,” ujar Nieto.
Nieto menjelaskan pendapatnya saat melihat Martin mengalahkan Bagnaia yang merupakan pembalap Ducati dan juara bertahan, meskipun Martin merupakan pembalap tim bebas.
“Mengalahkan monster seperti Ducati secara satu lawan satu dengan cara ini merupakan sesuatu yang sangat spektakuler,” kata Nieto.
Lebih layak diraih sebagai tim satelit.
Di Ducati, mereka adalah sebuah perusahaan, ada lebih banyak orang yang bekerja.
Namun kami lebih unggul, lebih harmonis, dan yakin dapat memenangkan musim debut dengan pelajaran yang diajarkan musim dingin ini.