Maraknya peredaran narkoba di wilayah pesisir Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Riau mulai menimbulkan keresahan di kalangan tokoh masyarakat dan nelayan. Mereka menyoroti kemungkinan keterlibatan jaringan internasional dalam penyelundupan barang haram tersebut ke wilayah yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka itu.

Menurut Ketua Kelompok Nelayan Jati Indah, Kecamatan Bantan, M Ali, kekhawatirannya atas dugaan Bantan menjadi jalur transit narkoba dari luar negeri. “Kami melihat ada indikasi kuat bahwa Kecamatan Bantan menjadi pintu masuk narkoba. Jika ini tidak segera ditindak, generasi muda kita bisa jadi korban,” ujarnya.

Ali menyampaikan bahwa letak geografis Bantan yang strategis namun rawan, kerap dimanfaatkan oknum tak bertanggung jawab untuk menyelundupkan narkotika melalui jalur laut. Dia juga menyebutkan bahwa banyak kapal asing yang lalu-lalang dan dicurigai membawa narkoba melalui wilayah ini.

Dukungan dari Ali juga disampaikan terhadap langkah Polda Riau, khususnya Dit Intelkam, dalam memerangi peredaran narkoba di wilayah pesisir. Ia mengaku siap bekerja sama dan berperan aktif dalam mendukung upaya pemberantasan tersebut. “Kami akan bersinergi dengan Dit Intelkam Polda Riau untuk menutup celah penyelundupan narkoba di wilayah kami,” tegasnya.

Masyarakat Bantan juga menyerukan agar aparat penegak hukum bertindak lebih tegas dan serius dalam menangani kasus narkoba. Mereka juga mendorong adanya sosialisasi bahaya narkoba secara masif serta peningkatan kesejahteraan warga agar tak tergiur bisnis haram.

Tak hanya dari kelompok nelayan, keprihatinan juga datang dari para pemuka agama dan tokoh masyarakat Kecamatan Bantan. Mereka berharap ada langkah nyata dari berbagai pihak untuk menyelamatkan Bantan dari ancaman narkoba yang kian mengintai.