banner 728x250

Nasib Pemilik Pagar Laut Kini Presiden Prabowo Tegas Beri 3 Perintah,Sekretaris: Setuju Disegel

banner 120x600
banner 468x60

Ditambahkan, pagar laut yang panjangnya 30 kilometer ini menghubungkan antara Desa Muncung dan Desa Pakuhaji.

banner 325x300

Pagar misterius itu pertama kali ditemukan pada 14 Agustus 2024, ketika Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Banten menerima informasi terkait aktivitas pembuatan pagar laut itu.

Tidak diketahui siapa yang bertanggung jawab atas pemasangan pagar laut tersebut.

Sekretarisorang Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang juga Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Ahmad Muzani, mengungkapkan perintah Prabowo mengenai pagar laut.

Presiden Prabowo menyebutkan tiga perintah tegas kepada aparat untuk menindak lanjuti kasus Pagar Laut.

Ada tiga perintah.

Perintah pertama adalah penyegelan.

Sekarang, kedua, adalah penghapusan pagar laut tersebut.

Kemudian, pekerjaan ketiga, yaitu meminta kepada pihak yang relevan untuk mengusut siapa pemiliknya.

Ya, dia (Prabowo) telah setuju pembatas laut (ditutup), ya itu ditutup.

“Lalu kemudian, beliau perintahkan untuk dibawa keluar, begitu. (Siapa pemiliknya hanya) harus menyelidiki (selanjutnya),” ujar Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/1/2025).

Meskipun begitu, Muzani mengaku tidak tahu siapa pemilik pagar laut di Tangerang itu.

Demikian pula mengenai isu yang menyebutkan proyek pagar laut tersebut menjadi bagian dari proyek strategis nasional (PSN) Pantai Indah Kapuk 2 (PIK 2).

“Saya belum sampai di situ pengetahuan saya. Saya Presiden,” tukasnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal (Dirjen) Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Pesisir (KKP), Pung Nugroho Saksono alias Ipunk, telah menutup pagar laut di enam kecamatan di Tangerang tersebut.

Penyegelan itu dilakukan oleh Ipunk bersama anak buahnya pada Kamis 9 Januari 2025.

Ipunk mengatakan pihaknya memberikan tenggat waktu selama 20 hari kepada pemilik pagar laut untuk langsung mengangkatnya sendiri.

Dia mengatakan bahwa jika tidak, maka KKP-lah yang akan bertindak sendiri untuk selesai masalah ini.

“Kami waktu focuss, paling waktu 10 sampai, 20 hari aja. Jika belum terbongkar, maka KKP akan membereskan. Makanya, laut (tidak) dipagar-pagar seperti itu,” tegas Ipunk, Kamis.

Sementara itu, soal apakah pagar laut di Tangerang dibuat terkait PSNK PIK 2, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menolaknya.

Dia memastikan PSN hanya mencakup luas mangrove.

Karena itu, Bapak Airlangga menegaskan proyek pagar laut bukan merupakan bagian dari PSN maupun PIK 2.

“Tidak ada (hubungan antara pagar laut dengan PSN PIK 2). PSN hanya untuk izin di kawasan mangrove, bukan PIK 2,” kata Airlangga, Selasa (14/1/2025), seperti dikutip dari Kompas.com.

Bantahan serupa juga telah disampaikan kuasa hukum dari PSN PIK 2, Muannas Alaidid, sebelumnya.

Muannas menegaskan PSN PIK-2 tidak melakukan pembangunan pagar laut.

Masyarakat juga yakin pembangunan pagar laut itu tidak termasuk dalam kawasan PSN dan PIK 2.

“Tidak saya yang satunya pasang, apalsa kamu harus repot-repot mengurusi hal tersebut (pagar laut)” ujarnya kepada Tribunnews.com.

“Tidak ada hubungan sama sekali dengan pengembang, karena lokasi pagar tidak bertempat di wilayah Perumnas maupun PIK 2,” tambah Muannas.

Polri melalui Kapolri Baharkam, Irjen Mohammad Yassin, mengatakan belum ditemukan bukti tindak pidana terkait pagar laut misterius di Tangerang, Banten.

Ia juga mengatakan pihaknya belum menerima laporan perihal pagar laut tersebut.

“Paling banyak sampai saat ini belum ada tindak pidana yang dialami,” ungkap Yassin saat dihubungi, Rabu.

Kendati demikian, Yassin memastikan pihaknya akan membantu KKP jika mereka meminta membongkarnya.

“Betul bahwa Departemen KKP telah melakukan penyegelan. Jika Departemen KKP akan melakukan kegiatan pembongkaran dan meminta dukungan dari Polisi Laut, kami siap membantu,” katanya.

Yassin berkomitmen pihaknya akan melakukan upaya penegakan hukum jika penyelewengan dijuluki ‘ pagar laut’ nantinya menciptakan gangguan keamanan dan ketertiban umum (kamtibmas).

“Pagar di laut kekuasaan dari KKP, bila ada gangguan sosial/aib pidana maka tanpa diminta polisi akan turun ke lokasi,” pungkasnya.

Pelaku usaha nelayan yang paling terkena dampak akibat adanya pagar laut di perairan Selat Sunda yang mencakup kawasan laut Bekasi dan Tangerang.

Air matanya akhirnya ia tangisi setelah pagar laut itu berdiri.

Saat ini jumlah tangkapan menurun menjelang wajib adanya pagar laut tersebut.

Kehadiran pagar misterius di laut di daerah Bekasi, tepatnya di perairan Kampung Paljaya, Desa Segara Jaya, Tarumajaya, ternyata berdampak langsung terhadap hasil tangkapan nelayan setempat.

Dia uncovered oleh Rodin (41), seorang nelayan asal Kampung Paljaya yang mengaku hasil tangkapannya menurun drastis sejak pagar misterius di laut Bekasi itu berdiri damned dirasakan

Sebelum pagar itu terpasang, Rodin bisa membawa pulang sekitar 40 kilogram ikan dari berbagai jenis setiap hari, hasil menjala ikan di tepi perairan.

Tapi sejak pagar itu meluas lima kilometer ke tengah laut, hasil tangkapan sempatnya paling banyak 5 kilogram.

Pada saat sahurnya, Selasa (14/1/2025), seperti dikutip , Rabu.

Rodin mengira pendapatannya yang anjlok itu disebabkan pagar misterius di laut Bekasi.

Karena pagar itu, ikan yang hidup di pinggir air sekarang menjauh.

Sisi lain, mereka merasa terjebak.

Mengingat pagar di dua sisi berjarak lima kilometer itu membuat nelayan menghadapi kesulitan mencari ikan di tepian laut.

Mereka harus keluar dari garis perbatasan pelabuhan terlebih dahulu di tengah laut untuk kemudian menangkap ikan.

Hal ini membuatnya enggan memaksakan diri karena perahu kecilnya rawan rusak jika sewaktu-waktu dihantam oleh ombak besar.

“Awalnya ikan naik ke sini. Dibatasi (tanggul diurus), ombaknya juga besar ketika kondisi pasang, tidak bisa, ya nelayan tempatan,” kata orang itu.

Pemberitahuan lain, Tayum mengaku, tidak bisa menyebar jaringnya dengan leluasa setelah pagar laut di Bekasi itu dibangun.

“Pernah banget sekali kayak dulu tapi sekarang malah sudah tidak bisa lagi kayak dulu. Ketika akan membuat acara tabur jaring, tidak bisa lagi karena sudah dipisahkan oleh pagar bambu,” ungkap Tayum.

Demikian juga, sampah tanah dari proses penambakan tanggul juga mempengaruhi stabilitas ekologi lingkungan laut.

Mereka meninggalkan berbagai bangkai di dasar laut, lalu berbagai limbah tanah ekosistem-ekom Habitat yang mereka kotori.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *