banner 728x250

Mitos atau Fakta, Alpukat Bisa Turunkan Kolesterol Tinggi? Begini Kata Pakar Kesehatan

banner 120x600
banner 468x60

Kadar kolesterol dalam tubuh memang harus selalu dijaga dan diperhatikan sama sepertinya.

banner 325x300

Seperti diketahui, kadar kolesterol tinggi dapat menyebabkan berbagai penyakit serius.

Dilansir dari TribunKaltara.co, kolesterol adalah senyawa lemak yang diproduksi oleh berbagai sel di dalam tubuh.

Secara sebenarnya, tubuh membutuhkan kolesterol untuk tetap sehat.

Tetapi kadar kolesterol yang terlalu tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, serta gangguan sirkulasi darah.

Itu disebabkan oleh kolesterol “jahat” yang disebut Low-density Lipoprotein (LDL).

Badan lesitin dikirim untuk membawa kolesterol ke berbagai tempat di seluruh tubuh, baik untuk disimpan maupun untuk memperbaiki membran sel.

Namun, LDL dapat menyebabkan menumpukkan plak yang tebal akan mengganggu aliran darah melalui arteri.

Hal ini menyebabkan penyakit jantung koroner.

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan kadar kolesterol adalah dengan mengonsumsi buah alpukat.

Apakah benar bahwa buah alpukat dapat menurunkan kadar kolesterol?

Berdasarkan Kompas.com, Naufal Muharam Nurdin, Dosen Departemen Ilmu Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB), menyebutkan bahwa kolesterol terbagi menjadi dua.

Kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL).

Menurutnya, makanan dan jenis lemak yang biasa dimakan juga ikut memengaruhi perbandingan dari kedua kolesterol tersebut di dalam tubuh seseorang.

“Jika LDL meningkat dan HDL menurun, itu buruk. Tapi jika sebaliknya, HDL meningkat, LDL menurun, itu yang baik,” kata Naufal seperti dikutip dari kanal YouTube IPB TV, Senin (7/3/2022).

Menurutnya, makanan yang bisa mempengaruhi meningkat atau menurunkan kadar kolesterol adalah dari makanan yang mengandung lemak jenuh dan tidak jenuh.

Naufal mengatakan, apel buah hati mengandung lemak tidak jenuh sehingga boleh di konsumsi oleh orang dengan kolesterol.

“Jika kita mengonsumsi lemak jenuh tinggi, maka kadar LDL-nya meningkat. Tetapi kalau alpukat memiliki lemak tidak jenuh atau lemak baik. Oleh itu, kadar HDL-nya akan meningkat,” kata Naufal.

Meskipun begitu, untuk mendapatkan hasil yang optimal, penderita kadar kolesterol tinggi perlu mengonsumsi buah alpukat dengan kualitas baik dan dalam berapa banyak yang tepat.

Itu karena alpukat merupakan sumber karbohidrat, atau energi, dan juga kaya akan lemak.

Kuantitas yang tepat mengonsumsi alpukat sebetulnya sesuai dengan kadar lemak keseimbangan yang normal bagi manusia.

Ia berharap masyarakat dapat mengganti lemak yang berasal dari gorengan, makanan hewani, atau makanan berlemak tinggi dengan lemak dari alpukat.

Diganti dengan minyak yang berasal dari buah alpukat, sehingga terjadilah substitusi.

“Makanan yang berlemak dan banyak alpukat usahakan dibatasi, karena nanti akan berlebihan lemak yang dikonsumsi,” kata Naufal.

Naufal memberikan contoh, misalnya kalori yang dibutuhkan adalah 2.150, maka kebutuhan lemak yang diperlukan adalah 60 gram.

Dari 100 gram buah pisang, mengandung lemak sebanyak 6,5 gram.

Contohnya, tidak mengonsumsi lemak sedikit pun dan lemak hanya berasal dari makan alpukat saja, makan 1 kilogram tidak masalah.

“Tapi secara garis besarnya, untuk mengonsumsi lemak hingga kelebihan dari sarapan alpukat adalah sejak makan 200-300 gram,” tukas Naufal.

Naufal menegaskan bahwa yang paling utama ada substitusi lemak karena tubuh memang membutuhkan lemak, bukan menghindari lemak.

Tetapi, masyarakat harus memilih lemak yang baik salah satunya dari alpukat.

(*)

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *