Kematian ribuan ikan di Sungai Singingi tiga minggu lalu masih menyisakan misteri. Hasil uji laboratorium terhadap sampel limbah sungai yang dinanti-nanti, alih-alih memberikan jawaban, justru kian menimbulkan kebingungan dan memperkeruh dugaan penyebab bencana ekologi ini. Perbedaan mencolok pada kandungan limbah antara bagian hulu dan hilir sungai menjadi teka-teki yang sulit dipecahkan.

Menurut Kepala Seksi DLHK Kabupaten Kuantan Singingi, Emi Johan, pada Rabu (18/6/2025), “Hasil lab-nya tadi sudah keluar. Jadi kita perlu ahli kimia untuk membaca data itu.” Pernyataan ini menunjukkan betapa kompleksnya data yang ada sehingga membutuhkan keahlian khusus untuk menguraikannya. Sebelumnya, kecurigaan besar mengarah pada dugaan kebocoran limbah dari pabrik PT Sinergi Inti Makmur (SIM).

Kecurigaan ini bahkan membuat Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi melalui DLHK bertindak tegas dengan menutup operasional pabrik hingga hasil uji laboratorium keluar. Namun, harapan untuk menemukan titik terang pupus setelah hasil lab dirilis. Emil Johan menjelaskan, memang ditemukan kandungan Chemical Oxygen Demand (COD) dan Biological Oxygen Demand (BOD) yang berada di ambang batas baku mutu air. Namun, ia menegaskan bahwa temuan ini belum bisa serta-merta disimpulkan sebagai akibat limbah pabrik.

Kejanggalan terbesar muncul dari fakta bahwa Sungai Payo, yang lokasinya terdekat dengan pabrik PT SIM, justru menunjukkan kadar pencemaran yang lebih rendah. Kontrasnya, pencemaran lebih tinggi justru terdeteksi di bagian hilir atau di muara Sungai Singingi. “Kejanggalan muncul karena Sungai Payo, yang lokasinya terdekat dengan pabrik, justru menunjukkan kadar pencemaran yang lebih rendah dibandingkan dengan sungai yang berada di bagian hilir atau di muara Singingi,” tambah Emi.

Situasi ini membuat penyebab pasti kematian ribuan ikan di Sungai Singingi masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. Dibutuhkan investigasi lebih lanjut dan analisis mendalam dari para ahli kimia untuk membaca data laboratorium secara komprehensif, guna mengungkap siapa atau apa di balik tragedi lingkungan yang memilukan ini. Masyarakat menanti jawaban, agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.