Saat ditemui setelah pertemuan, Trenggono mengakui pembangunan pagar laut tersebut dilakukan tanpa izin. Sebagian pagar laut tersebut telah dibongkar oleh TNI AL pada Sabtu (18/1/2026).
Saya menyampaikan juga hal yang sama terjadi bukan hanya di Tangerang, Banten ya, tapi juga di Bekasi. Untuk Tangerang, Banten, saya laporan bahwa memang kita menemukan tidak ada izin,” ungkap Trenggono.
Menurut dia, pembangunan pagar laut itu melanggar ketentuan Undang-Undang Cipta Kerja yang mensyaratkan setiap pembangunan laut harus mendapatkan izin KKPRL (Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut). Karena itu, sebagai awalnya, pihaknya sudah melakukan kekaisaran terhadap konstruksi tersebut.
“Setelah melakukan penyegelan, kita mengidentifikasi siapa yang menyimpan konten kan pada saat penyegelan kita tidak tahu siapa yang menyimpannya. Ya, secara yuridis kan wajib ada orang yang mengakui konten tersebut dan seterusnya, dan seterusnya,” ucap Trenggono.
Dia juga menyampaikan, adanya sertifikat kepemilikan di dasar laut dengan luas mencapai 30 hektare pasti ilegal. Mengenai hal tersebut, Trenggono menuturkan, Presiden Prabowo telah menyuruh agar permasalahan ini diusut dengan tuntas.
“Pada saat itu petunjuk dari Bapak Presiden, satu penting untuk mencari tahu secara teliti dan lengkap menurut hukum sehingga kami harus tepat Menjaga jalur hukumnya. Jika tidak ada, itu harus menjadi milik negara,” tambahnya.
Pada kesempatan tersebut, Trenggono juga menjelaskan bahwa penanganan masalah pagar laut akan dilakukan secara menyeluruh dan melibatkan berbagai pihak mulai dari TNI Angkatan Laut, Badan Pemelihara Keamanan (Baharkam) Polri, hingga Badan Keamanan Laut (Bakamla). Langkah kerja sama lain pulalah yang diperlukan untuk memastikan langkahlangkah yang diambilsesuai dengan asnghara hukum yang berlaku.
“Intinya tadi saya laporkan seperti itu. Jika itu bukan hak negara, maka pastilah akan terjadinya abrasi. Namun dari sisi lain karena kita telah berjanji untuk menyinggungnya, maka kedepannya pihak-pihak tersebut bekerja sama dan kita tidak salah masih,” kata Trenggono.
