Menteri Kehutanan RI Raja Juli Antoni meyakini kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Rokan Hilir (Rohil) diduga kuat sengaja dibakar. Karhutla di Rohil telah terjadi selama 10 hari belakangan. Upaya pemadaman dari darat dan udara dengan helikopter waterbombing telah dilakukan.

Menurut Menteri Raja Juli Antoni, saat melakukan patroli udara, “Tadi kami meninjau di Pujud dan Bangko Pusako. Itu kelihatan sekali dibakar untuk kepentingan landkliring kebun sawit,”. Saat ini titik api telah menurun namun cuaca yang ekstrim masih perlu diantisipasi. Berdasarkan data dari BMKG, tingkat kekeringan tinggi sehingga sangat rentan terbakar.

Jumlah titik panas (hotspot) di Provinsi Riau menurun menjadi 135 titik dari sebelumnya sempat mencapai 586 titik dalam beberapa hari terakhir, Rabu. Kepala BPBD Riau M Edy Afrizal mengatakan penurunan jumlah hotspot ini terjadi di tengah kondisi cuaca yang masih diliputi musim kemarau dan suhu panas ekstrem.

Edy Afrizal juga menyatakan, “Memang saat ini kita sedang musim panas. Tapi Alhamdulillah mulai ada hujan turun, walaupun masih intensitas ringan dan sedang di beberapa daerah,”. Teknologi modifikasi cuaca (TMC) telah digunakan untuk menghasilkan hujan.

Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menjelaskan bahwa total delapan ton garam telah disemai di langit Riau untuk mempercepat pembentukan hujan. “Kemarin disemai tiga ton, hari ini lima ton. Sudah cukup banyak hujan yang turun meskipun belum merata. Sebagian besar turun di wilayah pesisir timur Riau seperti Rokan Hilir (Rohil), bagian utara Pekanbaru, dan sekitarnya,” kata Seto seperti dikutip dari Antara.