Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengajak semua kepala daerah untuk memantau pertumbuhan ekonomi di wilayah masing-masing. Hal ini penting karena pertumbuhan ekonomi menjadi indikator utama untuk menilai kemajuan suatu daerah. Karnavian menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi yang positif menandakan kemajuan, sementara pertumbuhan ekonomi yang negatif menandakan kemunduran.

Dalam rakor percepatan realisasi APBD 2025, Karnavian menyatakan, “Kalau pertumbuhan ekonominya maju berarti negara itu akan maju atau daerah itu akan maju melompat kalau dia pertumbuhan ekonomi tinggi. Kalau pertumbuhan ekonominya positif tapi angkanya rendah yaitu artinya maju perlahan, tapi kalau seandainya pertumbuhan ekonominya minus artinya mundur.”

Karnavian juga mengungkapkan bahwa angka pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini mencapai 4,87 persen, menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang masih positif. Di tengah gejolak politik dunia, ekonomi Indonesia dinilai masih lebih baik daripada negara-negara seperti Brunei dan New Zeland yang mengalami penurunan ekonomi.

Indonesia menempati peringkat 42 dari 150 negara dalam pertumbuhan tahunan Produk Domestik Bruto (PDB) dan di negara-negara G20, Indonesia berada pada peringkat ketiga setelah India dan China. Sementara dalam negara-negara ASEAN, Indonesia menempati peringkat keempat dari sebelas negara.

Karnavian menekankan pentingnya kepala daerah memantau pertumbuhan ekonomi setiap tiga bulan sekali sebagai indikator penting kemajuan suatu daerah. Selain itu, Mendagri juga mengingatkan Pemda untuk menjaga angka inflasi guna menjamin ketersediaan barang dan jasa yang cukup serta keterjangkauan masyarakat terhadap barang dan jasa.

“Ini sangat berhubungan dengan biaya hidup makin tinggi inflasi maka akan berat biaya hidup rakyat. Percuma rekan-rekan daerah berbicara mengenai apapun juga kepada masyarakat berhasil, tapi kalau seandainya angka pertumbuhan ekonomi nya rendah percuma,” tutup Karnavian.