Sebuah video yang memperlihatkan sejumlah pria diduga tahanan asyik dugem diiringi musik keras viral di media sosial dan diduga terjadi di Rutan Kelas I Pekanbaru. Dalam video berdurasi singkat itu, terlihat beberapa orang berjoget sambil berdiri maupun duduk, dengan latar suara musik keras dan beberapa botol minuman di depan mereka. Tampak pula sebuah botol bekas yang dipasangi sedotan berwarna putih, menyerupai bong atau alat hisap sabu, serta seorang pria yang duduk di sudut ruangan sambil memegang handphone di telinganya.
Belum diketahui kapan dan di mana video tersebut direkam, serta siapa yang merekam dan menyebarkannya. Kepala Rutan Kelas I Pekanbaru Bastian Manalu menyatakan, pihaknya tengah melakukan pengecekan lebih lanjut. “Saat ini kami dan tim dari Kakanwil tengah melakukan pemeriksaan terkait hal ini. Semuanya lagi di-BAP,” jelasnya.
Bastian Manalu yang juga menjabat sebagai Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Riau mengatakan bahwa pihaknya sedang melakukan investigasi terkait video tersebut. Belum ada kepastian mengenai pihak yang terlibat dalam video tersebut. Penyelidikan lebih lanjut sedang dilakukan untuk mengungkap lebih lanjut tentang kejadian ini.
Video tersebut menuai kontroversi di media sosial dengan berbagai komentar dari netizen yang mengecam perilaku pria dalam video tersebut. Belum ada konfirmasi resmi mengenai kebenaran lokasi dan waktu video tersebut diambil. Masyarakat diharapkan untuk tidak berspekulasi sebelum ada klarifikasi dari pihak berwenang.
Pihak berwenang di Rutan Kelas I Pekanbaru menegaskan bahwa mereka akan mengambil langkah-langkah tegas terkait masalah ini setelah investigasi selesai. Kepala Rutan Bastian Manalu menekankan pentingnya menjaga disiplin dan ketertiban di dalam lembaga pemasyarakatan.
Hingga saat ini, belum ada informasi lebih lanjut mengenai perkembangan kasus ini. Pihak berwenang terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap kebenaran dari video tersebut. Publik diimbau untuk tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi terkait kasus ini.