Apa Itu Slow Living?
Hidup lambat adalah konsep hidup di mana seseorang dapat menikmati hidup secara sadar tanpa perlu menjadi terjebak di dalam ambisi karir yang terlalu tinggi atau tuntutan pekerjaan yang berat.
Gaya hidup ini lebih fokus pada kebahagiaan dan kepuasan pribadi, bukan pada pencapaian materi atau status sosial.
Dengan kata lain, slow living adalah tentang hidup dengan “les effort” (sedikit usaha) tetapi tetap menikmati hidup dengan cara yang bermakna dan positif.
Bayangkan, dengan kehidupan yang santai, kita bisa melakukan apa yang kita sukai, seperti berwisata, menghabiskan waktu di pedesaan, atau hanya bersantai tanpa adanya tekanan dari dalam maupun luar.
Hidup terasa lebih tenang karena melintasi stres yang sering kali muncul dari pekerjaan atau tekanan sosial.
Namun, konsep ini juga perlu sejumlah sumber daya, baik itu dalam bentuk biaya finansial, waktu, atau bahkan daya mental.
Apakah hidup santai hanya untuk orang kaya saja?
Pertanyaan besar yang sering muncul adalah, “Apakah hidup sambil menunggu (slow living) hanya bisa dilakukan oleh mereka yang sudah maju secara keuangan, seperti manajer atau pebisnis?”
Pada kenyataannya, konsep ini bisa diadopsi oleh siapa saja, termasuk mereka yang gaji minimum (UMR).
namun, untuk mereka yang memiliki pendapatan terbatas, mencapai slow living mungkin memerlukan kerja ekstra, terutama dalam hal perencanaan keungan.
Orang-orang dengan gaji UMB tetap bisa menjalani hidup santai, tetapi mereka harus lebih disiplin dalam mengelola keuangan. Misalnya, dengan merencanakan keuangan secara matang dan mengalokasikan pendapatan dengan bijaksana.
Walaupun tantangannya lebih besar, tetapi hidup lambat bagi-saya bukanlah konsep yang hanya tersedia bagi orang-orang tertentu saja. Dengan perencanaan yang baik, siapa pun bisa mencapainya.
Tiga Indikator Utama dalam Mencapai Slow Living:
Ada tiga indikator utama yang perlu dipenuhi untuk mencapai gaya hidup santai (slow living):
Arus Kas Positif: Mempunyai arus kas yang positif adalah langkah awal yang sangat penting. Jika pengeluaran masih lebih besar daripada pemasukan, maka mencapai gaya hidup lambat akan sangat sulit.
Jaminan Keuangan Darurat: Sumber dana darurat yang memadai serta program asuransi atau proteksi kesehatan adalah hal yang sangat penting. Ini akan memberikan rasa aman ketika terjadi musibah tak terduga, seperti sakit atau kecelakaan, yang dapat mengganggu kestabilan keuangan.
Hidup Lepas dari Beban Hutang: Hutang adalah salah satu penghalang utama untuk mencapai gaya hidup berkecepatan menengah (slow living). Jika seseorang masih memiliki utang untuk membayar kredit rumah, kendaraan, atau utang lainnya, maka akan susah untuk merasa enak dan menikmati hidup. Oleh karena itu, salah satu langkah pertama menuju gaya hidup berkecepatan menengah adalah melunasi utang dan menghindari mengambil utang baru di masa depan.
Tantangan Khusus Bagi Orang yang Membuat Gaji Minimum
Bagi mereka yang mencapai upah minimum, mencapai slow living tentu tidak mudah. Namun, bukan berarti tidak mungkin. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil:
Alokasi Keuangan yang Tepat: Keberanian dalam mengatur pendapatan adalah penting. Misalnya, minimal 5% dari penghasilan harus dialokasikan untuk proteksi dan dana darurat. Ini penting, terutama jika proteksi dari tempat kerja tidak mencukupi.
Investasi: Melakukan investasi sefasa tunai minimal 5%, idealnya hingga 10%, dari penghasilan bulanan merupakan langkah penting lainnya. Tanpa investasi, hidup dengan prinsip hidup santai hanya akan menjadi impian, bahkan bagi mereka yang memiliki penghasilan besar juga.
Menghemat Pengeluaran yang Tidak Perlu: Mengurangi pengeluaran yang tidak perlu, seperti membeli kopi setiap hari atau makan di luar, dapat membantu mencapai tujuan keuangan Anda. Contoh-contoh seperti memasak sendiri makanan daripada membeli di luar, atau menggunakan transportasi publik daripada kendaraan pribadi, adalah beberapa cara yang bisa menghemat uang Anda secara signifikan.
Hindari Inflasi Gaya Hidup: Salah satu tantangan yang besar adalah godaan untuk meningkatkan gaya hidup bersama meningkatnya pendapatan. Ini sering kali disebut sebagai “inflasi gaya hidup”, tempat seseorang meningkatkan pengeluaran sejalan dengan meningkatnya penghasilan. Hindari hal ini agar bisa menyisihkan lebih banyak untuk masa depan.
Kapan Waktu Tepat Mulai Melakukan Hidup Perlahan?
Banyak orang bertanya-tanya, “Kapan waktu yang tepat untuk memulai slow living?” Jawabannya adalah, semakin dini, semakin baik.
Seharusnya perencanaan keuangan untuk mencapai kehidupan lambat dimulai saat seseorang pertama kali mendapatkan penghasilan, seperti ketika seseorang baru memulai karir atau sebelumnya ketika masih kuliah.
Bagi mereka yang memulai lebih lambat, seperti di usia 30-an atau 40-an, mencapai pola hidup ‘nyebrang jalan’ tersebut tentu akan lebih sulit.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti penurunan energi atau peluang karir yang lebih terbatas.
Oleh karena itu, memulai lebih awal akan memberikan seseorang lebih banyak waktu dan kesempatan untuk merencanakan dan mencapai kehidupan yang lebih bebas.
Tantangan dalam Hidup dengan Tempo Liar
Mengadopsi gaya hidup slow living mungkin tidak mudah, terutama bagi mereka yang memiliki penghasilan terbatas.
Tetapi, dengan disiplin dan perencanaan yang baik, gaya hidup lambat tetap bisa dicapai.
Penting untuk selalu diingat bahwa kehidupan berkebalikan (slow living) bukanlah tentang seberapa besar penghasilan seseorang, tetapi tentang bagaimana seseorang mengelola dan memanfaatkan yang dimilikinya.
Untuk mencapai kehidupan lambat, orang harus memfokuskan diri pada hal-hal yang paling penting dalam hidupnya, seperti kebahagiaan, kesehatan, dan kedamaian batin.
Jadi, gaya hidup ini bukan hanya tentang menempikan lebih banyak uang, tetapi juga tentang memiliki lebih banyak waktu dan kebebasan untuk menikmati hidup.
Kesimpulan
Hidup penuh dan lambat adalah tentang menikmati kehidupan tanpa terbebani oleh keharusan yang berlebihan dan ambisi yang tinggi.
Meskipun konsep ini lebih mudah dicapai oleh mereka yang sudah mapan secara keuangan, siapa pun bisa mencapainya dengan perencanaan yang baik dan disiplin diri.
Bagi mereka yang memiliki pendapatan mencapai UMR, langkah-langkah seperti menata alokasi keuangan, berinvestasi, serta mengompres biaya konsumtif bisa menjadi kunci untuk mencapai hidup pelan.
Pilihlah mulai sekarang, karena semakin cepat seseorang memulai perencanaan keuangannya, semakin besar peluang untuk mencapai kehidupan yang lebih mandiri dan berarti di masa depan.