Beberapa waktu yang lalu, ikan coelacanth yang dulu terganggu pandangan punah ditemukan oleh seorang nelayan di kawasan Gorontalo Utara. Ditemukannya ikan purba ini tentu saja sangat mengejutkan warganya, serta netizen di tanah air dewasa ini.
Antara News menulis, penemuan spesies purba ini segera terekspose di media sosial setelah diunggah oleh akun X @Coelacanthuss. Unggahan tersebut menampilkan seekor ikan coelacanth yang telah meninggal diletakkan di atas daun pisang. Terlihat dalam viral tulisan tersebut bahwa masyarakat setempat berkerumun di sekitar ikan purba tersebut.
Ketangkapan ikan prahun coelacanth secara tidak sengaja oleh seorang nelaya asal Gorontalo, Oscar Kaluku, serta viralnya penemuan itu, memunculkan banyak pertanyaan.
Salah satu pertanyaan yang muncul, terutama bagi yang belum mengenal ikan ini adalah, apa sebenarnya itu ikan coelacanth yang membuatnya menjadi sangat populer.
Mengenal Ikan Coelacanth
National Geographic menyebutkan bahwa hanya ada dua spesies ikan coelacanth yang terkini diketahui, yaitu satu spesies hidup di dekat Kepulauan Komoro di lepas pantai timur Afrika yaitu coelacanth dengan nama Latin Latimeria chalumnae, dan satu lagi coelacanth Indonesia (Latimeria menadoensis) yang hidup di perairan Sulawesi, Indonesia.
, yaitu coelia (berongga) dan acanthos (duri). Nama ini menggambarkan ikan dengan duri berongga sejenis yang membuat aku menjadi sangat penasaran. Banyak ilmuwan percaya bahwa karakteristik unik ikan purba coelacanth, yang juga disebut sebagai ‘Ikan Raja Laut’, ini adalah langkah awal dalam evolusi ikan menjadi hewan berkaki empat darat seperti amfibi.
Hewan bawah laut Coelacanth berhidup di kedalaman 100 hingga 500 meter di bawah permukaan laut. Kedalaman ini membuat hewan ini sulit dicapai dan sulit dipahaminya.
Ikan purba Coelacanth ini dikenal telah bertahan hidup sejak 400 juta tahun yang lalu dan jangka waktu lama tidak pernah ditemukan menjadikannya dianggap punah. Ikan ini menempati perairan dengan suhu antara 12 hingga 18 derajat Celsius.
Ukuran ikan ini bisa cukup besar. Panjangnya bisa mencapai 6,5 kaki atau sekitar 195 cm lebih dan beratnya mencapai 198 pon atau 89,8 kg. Ilmuwan memperkirakan mereka dapat hidup hingga 60 tahun atau lebih.
Secara perlahan tapi pasti, jawaban tentang keberadaan jiwa itu telah gagal ditemukan oleh bangsa yang paling canggih karena hidup yang masih menjadi misteri hingga kini.
ini:
- Kingdom: Animalia
- Ordo: Coelacanthiformes
- Family: Coelacanthidae
- Genus: Latimeria
- Spesies: Latimeria manadoensis dan Latimeria chalumnae
Lantas, apa sifat-sifat ikan coelacanth ini?
Fisik di bawah adalah sirip cuping yang berpasangan ini memanjang dari tubuh mereka. Sirip cuping ini berbentuk seperti ekor kuda dan bergerak naik-turun dengan pola yang tetap terus melakukan alih-alih harus lewat satu arah.
Sirip iredium ikan koinofis, daerah dubur, dan sirip iredium anus ikan ini juga memiliki variasi bentuk pada setiap spesiesnya, meskipun letaknya berada di area tubuh yang sama.
Karakteristik unik lainnya dari ikan coelacanth adalah, ikan ini memiliki sendi berengsel di tengkorak yang memungkinkan coelacanth melebarkan mulutnya untuk menangkap mangsa yang besar. Warna sendi berengsel ini adalah metalik tua kebiruan dan kadang-kadang hampir cokelat dengan bintik-bintik putih yang tidak beraturan.
Selain itu, ikan ini juga memiliki tabung berisi minyak, yang disebut notochord, yang berfungsi sebagai tulang punggung. Ditambah lagi, ikan purba ini juga memiliki sisik tebal yang hanya terdapat pada ikan-ikan yang telah punah.
Karakteristik lain yang unik adalah ikan coelacanth ini memiliki organ rostral elektrosensorik di moncongnya. Salah satu kemungkinan adalah bahwa organ ini digunakan untuk mendeteksi mangsa.
Terakhir, salah satu yang sangat khas dari ikan purba ini adalah, ikan coelacanth betina yang sedang bertelur akan membawa telur antara 20 dan 65 telur. Telur ikan coelacanth ini cukup besar, yaitu sekitar 3,5 inci atau sekitar 8,89 cm. Telur-telur ini nantinya akan menetas dalam(test???) tercoding bntuk lain
Lokasi Temuan Ikan Coelacanth di Indonesia
Ikan Coelacanth Indonesia ditemukan di sekitar perairan Laut Sulawesi, terutama di sekitar Pulau Manado Tua, laut Malalayang, Teluk Manado, dan perairan Talise, Minahasa Utara.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan menemukan bahwa ikan purba Coelacanth hidup di dalam mulut goa batuan lava di laut. Tim peneliti juga menemukan bahwa selain di perairan Laut Sulawesi, ikan coelacanth juga hidup di perairan Biak, Papua.
Wilayah tempat coelacanth Indonesia hidup menampakkan topografi batu yang curam dan berbentuk gua. Ilustrasinya, coelacanth hidup di air laut yang dalam mulai 100 meter hingga 500 di bawah permukaan, dengan suhu antara 12 sampai 18 derajat Celcius.
Menurut Britannica, ikan coelakant ini sudah dianggap punah selama 66 juta tahun yang lalu. Akan tetapi, pada tahun 1938, seekor coelakant yang masih hidup (Latimeria chalumnae) ditangkap di Samudra Hindia tepat di seberang pantai selatan Afrika.
Lalu pada tahun 1952 spesimen kedua (dinamai Malania anjouanae) ditemukan di dekat Pulau Komoro. Nama “ikan laut berkaki” dikenal masyarakat setempat saat itu.
Spesies kedua coelacanth ditemukan di Indonesia pada tahun 1998. Lokasinya disebut sebagai Kima Sulawesi secara umum. Spesies kedua ini bernama L. menadoensis ini ditemukan di sebuah pulau kecil bernama Pulau Manado Tua.
Hingga saat ini, kedua spesies coelacanth ini dianggap terancam punah oleh IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources). Untuk spesies coelacanth Afrika diklasifikasikan sebagai spesies yang sangat terancam punah, sementara coelacanth Sulawesi diklasifikasikan sebagai spesies yang rentan punah.
Berikut adalah penjelasan ringkas tentang apa itu ikan purba coelacanth yang sempat menjadi perbincangan di media sosial. Penemuan ikan purba ini menjadi salah satu bukti adanya jejak-jejak keberadaan makhluk purba yang pernah hidup di bumi ini.