Bicarakan soal film, kebanyakan orang mungkin mengharapkan film yang punya akhir perkasa. Tapi, dibalik kesuksesan berbagai kisah dengan klimaks bahagia, ada sebuah jenis film yang populer yaitu film dengan klimaks yang sedih. Dari “Titanic” sampai “The Fault in Our Stars,” karya-karya di bidang ini berhasil mencuri hati ribuan penonton meskipun (atau mungkin justru karena) membuat mereka menangis di bagian akhir cerita. Apa yang membuat film seperti ini begitu memintal?
1. Emosi yang Mendalam
Film yang berakhir tragis memiliki daya tarik emosional yang tidak bisa dibandingkan dengan kisah-kisah yang bahagia. Penonton diminta untuk merasakan emosi secara intensifikasi mulai dari harapan, gembira, sampai kesedihan yang sangat dalam. Ketika emosi ini terasa begitu real, penonton biasanya merasa lebih terhubung dengan cerita serta karakternya.
Sebagai contoh, siapa yang bisa melupakan perasaan geram ketika Jack Dawson mengorbankan diri sendiri untuk Rose di “Titanic”? Kisah semacam itu meninggalkan kesan mendalam, bahkan setelah film berakhir.
2. Mencerminkan Realitas Hidup
Bukan semua kisah di dunia nyata berakhir bahagia. Film dengan akhir tragis sering kali mencerminkan sisi kehidupan yang lebih ekspressif. Kehilangan, pengorbanan, atau cinta yang tak terjawab adalah bagian dari pengalaman manusia yang universal.
Melalui cerita-cerita ini, penonton diajak untuk memikirkan makna kehidupan dan hubungan antara manusia. Inilah yang membuat kisah tragis terasa lebih dekat dan bersangkut pautnya dengan kehidupan sehari-hari.
3. Membimbing Belajar Tanpa Terkesan Menggurui
Film tragis sering kali menyampaikan pesan moral yang mendalam, tetapi tidak dengan cara yang terkesan menggurui. Alih-alih memberikan “happy ending” sebagai solusi yang mudah, film-film ini menunjukkan bahwa terkadang, perjuangan tidak selalu membawa hasil yang diharapkan.
Misalnya, film “A Walk to Remember” mengajarkan bahwa mencintai sesuatu yang sejati adalah dengan melakukannya tanpa pamrih, meskipun akhirnya harus menerima leukata kebenaran yang pahit.
4. Menjadi Pengalaman yang Membantu Mereka Relaks dan Meregangkan
Menangis setelah menonton film yang penuh miskin dapat menjadi bentuk kesedihan atau pengeluaran emosi. Ketika kita menangis, badan melepaskan hormon stres, yang membuat kita merasa lebih lega setelahnya.
Seringkali, penonton merasa puas secara emosi setelah menikmati pengalaman “berat” di film dengan akhir yang tragis. Ini seperti sebuah penyembuhan mental yang sesaat yang membebaskan kita dari beban pikiran harian.
5. Meninggalkan Kesan Yang Abadi
Film dengan akhir yang sedih sering kali lebih sulit dilupakan ketimbang film yang berakhir bahagia. Alasannya adalah karena akhir yang sedih dapat menimbulkan tanda terang dalam pikiran dan perasaan kita, lantas membuat kita memikirkan lebih dalam tentang cerita dan pesan yang disampaikan.
Kita mungkin melupakan detail-detail cerita, tetapi rasa kehilangan atau sedih yang kita rasakan saat menonton tetap melekat.
Film dengan aqhir yang tragis membuktikan bahwa tidak semua cerita harus berakhir bahagia untuk meninggalkan kesan yang mendalam. Justru, emosi kompleks yang muncul dari cerita-cerita seperti ini membuat mereka begitu istimewa dan tak terlupakan.
Jadi, apakah Anda termasuk di antara mereka yang menyukai film dengan adegan efek menangis? Bagaimana menurut Anda? Apakah film dengan adegan sedih seperti itu menjadi favorit Anda?