Unmet need KB di Riau masih tinggi, mencapai 11,4% berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2022. Meskipun turun dari 25,6% pada tahun sebelumnya, angka tersebut masih jauh dari target nasional yang hanya 5%.
Penelitian yang dilakukan oleh BKKBN Provinsi Riau dengan Universitas Hang Tuah menemukan tiga penyebab utama Pasangan Usia Subur (PUS) tidak ber-KB, yaitu takut akan efek samping KB, tidak ingin punya anak lagi, dan alasan kesehatan.
Dari pendekatan ecological approach, faktor-faktor seperti pengetahuan, dukungan keluarga, dukungan teman, dan komunitas menyumbang sebanyak 65% terhadap tingginya unmet need KB.
Survei Kinerja dan Akuntabilitas Program (SKAP) BKKBN tahun 2019 juga mencatat bahwa 51% PUS tidak memiliki niat untuk ber-KB di masa mendatang, disebabkan oleh kurangnya fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan KB, rendahnya pemahaman masyarakat tentang efek samping KB, dan kepercayaan pada mitos seputar KB.
Dampak dari tingginya unmet need KB ini meliputi dampak sosial, ekonomi, dan kesehatan. Mulai dari kehamilan yang tidak direncanakan, meningkatnya risiko komplikasi, hingga tekanan ekonomi yang lebih besar akibat biaya tambahan untuk merawat anak.
Pemerintah telah mengambil langkah nyata melalui program makan siang gratis bagi anak sekolah se-Indonesia yang akan dimulai tahun 2025. Selain itu, Program Percepatan Penurunan Stunting dan Program 1000 Hari Pertama Kehidupan juga menjadi upaya untuk menurunkan unmet need KB.
BKKBN terus memberikan sosialisasi tentang KB gratis dan mempermudah akses layanan serta konseling KB gratis di pelayanan kesehatan tingkat pertama. Dengan slogan “Berencana Itu Lebih Baik”, pemerintah mengajak masyarakat, terutama PUS, untuk mengikuti program KB demi terciptanya keluarga yang sehat, bahagia, dan sejahtera.
Melalui perencanaan yang matang, diharapkan masyarakat dapat mengambil keputusan yang cerdas terkait kesehatan, pendidikan, dan masa depan keluarga. Langkah ini juga diharapkan dapat mengurangi masalah seperti stunting dan kemiskinan.