Sejumlah elemen masyarakat dari berbagai latar belakang menyatakan dukungan dan komitmennya untuk memperjuangkan status istimewa bagi Provinsi Riau. Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) dipercaya untuk memimpin gerakan ini. Kesepakatan tersebut tercetus dalam diskusi bertajuk Sembang-Sembang Daerah Istimewa yang digelar oleh LAMR Provinsi Riau pada Jumat sore (9/5/2025), bertempat di Balai Adat LAMR, Jalan Diponegoro, Pekanbaru.
Acara ini dihadiri oleh berbagai organisasi, termasuk MUI, FKPMR, FKUB, FPK, DMDI, MDI, Ittihadul Muballighin, ICMI, Muslimat NU, serta perwakilan dari sejumlah badan eksekutif mahasiswa. Diskusi berlangsung selama kurang lebih lima jam dan diakhiri dengan sesi foto bersama serta pembacaan hasil pertemuan oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian LAMR, Datuk Seri H. Taufik Ikram Jamil.
Dalam diskusi yang berlangsung akrab dan penuh semangat tersebut, para peserta menyuarakan keyakinannya bahwa Riau layak menyandang status daerah istimewa. Hal ini didasarkan pada kontribusi besar kerajaan-kerajaan di Riau yang telah bergabung secara sukarela ke dalam NKRI, termasuk menyerahkan kekayaan sumber daya seperti minyak bumi. Namun, realitas saat ini menunjukkan bahwa Riau belum merasakan keadilan atas sumber dayanya yang semakin menipis.
Sebelum sesi dialog, Datuk Seri Taufik menyampaikan tanggapan LAMR terhadap wacana yang sempat muncul dalam rapat dengar pendapat antara DPR dan Kementerian Dalam Negeri, di mana Riau disebut sebagai salah satu dari enam wilayah yang diusulkan menjadi daerah istimewa. Aspirasi ini telah disampaikan pula kepada Gubernur Riau dan Ketua DPRD, dengan dukungan paling nyata datang dari Fraksi PKS.
Sekretaris Umum Majelis Kerapatan Adat LAMR, Datuk Afrizal Alang, yang bertindak sebagai moderator, menyampaikan bahwa LAMR didorong untuk membentuk tim khusus yang akan mengawal perjuangan ini, termasuk menyusun naskah akademik sebagai dasar pengajuan status istimewa bagi Riau. “Perjuangan ini adalah milik seluruh masyarakat Riau, dan harus dikampanyekan secara luas melalui berbagai platform, baik media daring maupun media sosial,” ujar Datuk Alang, yang disambut tepuk tangan para peserta.
Menutup acara, Ketua Umum MKA LAMR, Datuk Seri Marjohan, menyampaikan apresiasi atas semangat kebersamaan yang ditunjukkan. Ia menegaskan kesiapan LAMR untuk memimpin perjuangan tersebut. “Kita tidak ingin tanah ini terus menjadi objek eksploitasi. Saatnya kita bersatu memperjuangkan hak kita sebagai daerah yang punya sejarah dan kontribusi besar bagi negeri ini,” ujarnya. Ia juga mengingatkan bahwa sebelum kemerdekaan, kerajaan-kerajaan di Riau telah lama berdiri dan menyumbangkan harta benda saat bergabung dengan NKRI. Oleh karena itu, menurutnya, sudah sepatutnya masyarakat Riau memperjuangkan status istimewa sebagai bentuk pengakuan atas jasa dan pengorbanan tersebut. “Modal kita adalah kebersamaan dan niat yang kuat. LAMR siap berjalan seiring dengan masyarakat dalam perjuangan ini,” tutupnya.