Dari Limbah Tali Strapping tak Terpakai, M Nur Angkat Perekonomian Warga Tualang

PERAWANG, SERANTAU MEDIA – Kedua tangan keriput Nek Rohana tampak cekatan menganyam tali strapping menjadi sebuah keranjang. Meski sudah berumur lebih dari 60 tahun Nek Rohana tak kalah semangat dengan sejumlah rekannya yang sore itu ikut menganyam tali strapping.

Nek Rohana memang ‘pemain lama’ dalam seni menganyam tali plastik yang merupakan limbah tak terpakai dari PT Indah Kiat. Sudah 16 tahun ia bergabung dalam kelompok kerajinan anyaman strapping “IKM Tunas Harapan” yang berada di Kecamatan Tualang, Siak.

“Ibu Rohana ini termasuk karyawan paling lama di sini, kurang lebih 16 tahun dia bergabung dan ikut mengembangkan usaha anyaman strapping ini,” ungkap Muhammad Nur, inisiator kelompok usaha ini.

Dijelaskannya, Rohana merupakan satu dari 45 karyawan yang bekerja di kelompok usaha yang didirikannya pada tahun 2006. “Kebanyakan yang ikut bergabung di sini memang ibu-ibu, hanya ada beberapa bapak-bapak saja,” terang M Nur.

Ia mengaku senang karena usaha yang dirintisnya dengan susah payah itu, kini sudah menjadi penopang perekonomian bagi sebagian masyarakat setempat. “Dari menggeluti usaha ini, ibu-ibu ini dapat meningkatkan ekonomi keluarga, bahkan mereka dapat membangun rumah, dari yang mulanya berbahan papan kini sudah berganti menjadi tembok batu,” ungkap pria kelahiran Bengkalis ini.

M Nur pun mengenang masa-masa awal ia merintis usaha ini. Kala itu ia masih bekerja karyawan PT Indah Kiat Perawang Mill dengan penghasilan yang hanya pas-pasan untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Ia pun berpikir keras bagaimana punya usaha sampingan yang dapat menambah penghasilannya. Lalu ia melihat di tempat kerjanya banyak menumpuk tali strapping yang biasa digunakan untuk mengikat kayu palet. Terbersit ide cerdas di benaknya untuk memanfaatkan limbah plastik yang tak terpakai itu.

Gayung pun bersambut, rencana itu ditanggapi positif oleh manajemen perusahaan. Ia diperkenankan memanfaatkan tali strapping itu untuk menjadi bahan baku kerajinan. “Awalnya perusahaan menawarkan bahan baku secara gratis, namun saya menolaknya dan memilih untuk membelinya. Ini saya lakukan sebagai motivasi agar dalam menjalankan usaha ini saya tidak merasa malas karena tidak keluar modal,” katanya.

Ia pun mulai memanfaatkan tali strapping itu untuk membuat kerajinan tangan. Produk pertama yang ia buat adalah pot bunga. Setelah terus mengasah diri secara otodidak, ia pun percaya diri untuk mengembangkan usaha ini dengan merekrut beberapa karyawan.

“Waktu itu baru tiga orang yang tertarik untuk latihan. Mereka saya bina, lalu mereka kerjakan di rumah mereka masing-masing. Alhamdulillah, dari tiga orang, jadi bertambah menjadi 12 orang dan semakin terus bertambah,” ujar Muhammad Nur antusias.

Usaha dan semangat Muhammad Nur untuk mengembangkan kreativitas warga dan meningkatkan penghasilan warga Perawang terealisasikan melalui program kemitraan yang ia jalankan bersama Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas. Perusahaan kemudian memberikan pelatihan, pendampingan, serta bantuan pemasaran kepada Muhammad Nur dan kelompok yang ia bina.

Muhammad Nur mengakui, jika dulu kreativitas ia dan warga Perawang hanya dijual di wilayah Perawang, namun setelah menjalin kemitraan bersama Sinar Mas, kini pemasaran anyaman tali strapping meluas hingga Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Suatera Selatan. Bahkan di pameran berskala nasional, kreativitas tali strapping kerap dilibatkan.

“Kini sudah banyak yang meminta kepada saya produk-produk dari IKM Tunas Harapan ini dalam partai besar, padahal dulu saya harus menawarkan barang ini dari warung-ke warung dengan sepeda motor butut saya,” kenangnya.

Selain bermanfaat bagi orang lain lewat usaha yang didirikannya, M Nur juga menikmati manisnya perjuangan ini dengan semakin mapannya perekonomian keluarganya. “Biaya Pendidikan anak-anak terjamin dan saya dapat menambah asset, berupa rumah, tanah dan kendaraan,” pumgkasnya.

IKM Tunas Harapan hingga saat ini juga telah banyak meraih penghargaan, di antaranya Juara I Pengelola Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) Kab/Kota Tahun 2012, Juara III UPPKS Nasional, UKM terbaik Kabupaten Siak 2012, UPPKS Terbaik 2012 Kabupaten Siak dan penghargaan lainnya hingga tingkat nasional.

Humas Indah Kiat Pulp and Paper (PT IKPP) Perawang Armadi,SE mengatakan kegiatan Anyaman Strapping yang dilakukan Kelompok Kerajinan Tunas Harapan Tualang-Perawang Kabupaten Siak selama ini adalah merupakan Binaan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Perawang sebagai bentuk komitmen perusahan terhadap masyarakat disekitar perusahaan melalui Program Community Development.

“Aktivitas yang dilakukan oleh kelompok kerajinan adalah mendaur ulang strapping bekas (limbah) menjadi anyaman sebagai produk kerajinan yang inovatif dan berkelanjutan, yang merupakakan bagian dari ekonomi sirkular (circular economy) dengan memanfaatkan strapping bekas pengikat pallet,”jelas Armadi.

Kelompok Pengrajin saat ini mempekerjakan lebih 45 Ibu -Ibu rumah tangga yang menjadikan produk inovatif dan bernilai tanpa meninggalkan tugas pokok sebagai Ibu Rumah tangga baik sebagi Istri maupun sebagai panutan anak-anak.

“Perusahaan memberikan ruang dan kesempatan untuk memprioritaskan kelompok pengrajin binaannya untuk mendapatkan pasokan bahan baku serta pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan perekonomian asyarakat di sekitar operasional perusahaan,” tutupnya.