LSM Benang Merah Keadilan (BMK) menduga Pembelian CT Scan merek GE Revolution Maxima CT 128 Slice (5 years warranty) oleh RSUD Teluk Kuantan pada tanggal 17 Mei 2024 senilai Rp.14,9 Miliar diduga sarat korupsi. Pasalnya, PPK tidak melakukan negosiasi harga saat melakukan pemilihan pada sistem e-katalog.
Surat nomor 096/GEHC-IND/VI/2023 yang ditandatangani Putri Kartika selaku presiden direktur PT. GE OPERATIONS INDONESIA pada tanggal 20 Juni 2023 menunjukkan harga tawaran produk GE Revolution Maxima CT 128 Slice sebesar Rp.14,8 Miliar. “Ditambah ongkos pengiriman senilai Rp.50,000,000, nilai kontrak total untuk pengadaan CT Scan mencapai Rp.14,9 Miliar,” kata Idris Muchni dalam keterangannya kepada RiauBISA.com.
Menurut Idris, negosiasi harga pada e-Purchasing Katalog diatur dalam Keputusan Kepala LKPP Nomor 122 Tahun 2022 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Katalog Elektronik. Selain itu, ada Surat Edaran Deputi II Nomor 2 Tahun 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan E-Purchasing Katalog Melalui Negosiasi.
Selain dugaan korupsi, terendus adanya persekongkolan antara pihak ketiga dengan PPK dalam pengadaan belanja Modal Alat Kedokteran ini. RSUD Teluk Kuantan menayangkan paket pengadaan Belanja Modal Alat Kedokteran Radiodiagnostic CT SCAN dengan pagu anggaran Rp. 14.907.150.000 pada RKA 2024.
Dokumen dari PT. GE OPERATIONS INDONESIA menunjukkan selisih harga kontrak dengan harga penawaran hanya Rp.1.150.000. Selain itu, terdapat dugaan izin edar palsu terkait produk Peralatan Radiologi REVOLUTION MAXIMA produksi GE HANGWEI MEDICAL SYSTEMS CO., LTD., China.
Ditemukan perbedaan merk pada etalase e-katalog dengan surat izin edar dari Kementerian Kesehatan RI. Selain itu, barcode pada produk tidak terdeteksi ketika dilakukan scan tanda tangan elektronik di Jakarta. “Perlu ditelusuri terkait pengadaan Belanja Modal Alat Kedokteran Radiodiagnostic CT SCAN kepada pihak terkait,” tegas Idris.
Direktur RSUD Teluk Kuantan, Benni Antomy, enggan memberikan banyak komentar terkait hal ini karena sedang sakit. “Saat ini saya sedang melakukan operasi belum bisa jawab konfirmasi,” ujar Benni Antomy.