Kopi arabika produksi Java Coffee Estate (JCE) yang dikelola melalui kerja sama operasi (KSO) antara dua subholding PTPN, yakni PTPN IV PalmCo dan PTPN I SupportingCo, kembali mencatatkan kinerja ekspor positif di tengah tantangan perdagangan global. Sepanjang kuartal pertama 2025, sebanyak 127 ton kopi JCE berhasil diekspor ke berbagai negara, mulai dari Inggris, Amerika Serikat, Arab Saudi, hingga Norwegia.
Inggris tercatat sebagai negara pengimpor terbesar dengan 54.000 kilogram senilai Rp6,5 miliar. Disusul Amerika Serikat dengan 36.000 kilogram senilai Rp4,3 miliar, serta gabungan Arab Saudi dan Norwegia dengan total 38.400 kilogram senilai Rp4,5 miliar.
Direktur Utama PTPN IV PalmCo, Jatmiko Santosa, mengatakan bahwa pencapaian ini merupakan hasil dari peningkatan mutu produk dan penyesuaian terhadap regulasi internasional. “Kami terus meningkatkan kualitas ekspor melalui adaptasi sertifikasi berkelanjutan seperti Rainforest Alliance (RA) dan European Union Deforestation Regulation (EUDR). Insya Allah, tahun ini ekspor kopi specialty arabika dari JCE akan terus tumbuh,” ujar Jatmiko dalam keterangan tertulisnya, Ahad (1/6/2025).
Pada tahun 2024 lalu, JCE mencatat volume ekspor mencapai 600 ton ke berbagai kawasan, termasuk Eropa, Asia, dan Amerika. Capaian itu turut mendongkrak pendapatan bersih JCE.
Hingga April 2025, laba bersih tercatat mencapai Rp6,51 miliar, dan ditargetkan menyentuh Rp33,36 miliar hingga akhir tahun, naik dibandingkan perolehan 2024 yang sebesar Rp32 miliar. Untuk mencapai target tersebut, PTPN IV PalmCo mengandalkan sejumlah strategi, seperti program intensifikasi berbasis teknologi, peremajaan tanaman dengan bibit unggul, dan manajemen budidaya berbasis data.
“Ia menambahkan bahwa pendekatan modern dan pengelolaan berbasis data memungkinkan optimalisasi setiap hektare kebun agar mampu menghasilkan biji kopi berstandar ekspor. Target produksi kopi JCE sepanjang 2025 pun dipatok sebesar 1.182 ton—tertinggi sejak JCE berdiri. Optimisme itu turut didorong oleh produktivitas yang saat ini mencapai 409 kilogram/Ha untuk green bean dan 2.470 kilogram/Ha untuk kopi cherry.”
Sebagai informasi, KSO PTPN IV PalmCo dan PTPN I SupportingCo dimulai pada 2022, mencakup area perkebunan kopi seluas 3.530,77 hektare. PTPN IV PalmCo menanggung seluruh biaya investasi serta menerapkan budaya kerja baru, pemanfaatan teknologi drone berbasis GIS untuk pemetaan ulang lahan, dan praktik budidaya terbaik (Best Management Practices).
“Semua capaian ini adalah hasil kerja keras dan komitmen seluruh tim JCE. Kami ingin menjadikan pencapaian ini sebagai role model untuk petani kopi lain di Indonesia,” ujar Jatmiko.
Ia berharap kesuksesan JCE tidak hanya dinikmati oleh perusahaan, tetapi juga memberi dampak positif bagi kesejahteraan petani kopi nasional. “Kami ingin seluruh petani kopi Indonesia juga bisa merasakan hasil maksimal dari budidaya kopi yang berkualitas, berkelanjutan, dan kompetitif di pasar global,” pungkasnya.