Debit Air Waduk PLTA Koto Panjang Stabil Meski Curah Hujan Tinggi
KAMPAR | SERANTAUMEDIA – Meski intensitas hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir, debit air Waduk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang tetap stabil, menunjukkan ketahanan infrastruktur yang solid dalam menghadapi cuaca ekstrem. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Unit Layanan Pembangkit Listrik Tenaga Air (ULPLTA) Koto Panjang, inflow air ke waduk tetap berada pada angka 300-an meter kubik per detik (m3/s), meskipun hujan mengguyur wilayah sekitar.
Dhani Irwansyah, Manajer ULPLTA Koto Panjang, menjelaskan bahwa meski hujan terus turun di beberapa daerah hulu, volume air yang masuk ke waduk tidak menunjukkan lonjakan signifikan. “(Inflow) masih stabil,” ungkap Dhani dilansir tribunpekanbaru.com.
Dia juga menambahkan bahwa meski intensitas hujan di kawasan hulu Waduk PLTA Koto Panjang, tepatnya di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, cukup terasa, durasi hujan yang turun tidak cukup panjang untuk mempengaruhi debit inflow secara signifikan. Selain inflow yang stabil, data dari pihak pengelola juga mencatat adanya kenaikan elevasi air waduk.
Elevasi air yang tercatat pada Selasa pagi mencapai 82,55 meter di atas permukaan laut (mdpl), meningkat sekitar 7 cm dari elevasi Senin yang berada di 82,48 mdpl. Menurut Dhani, meski terjadi peningkatan elevasi, kenaikan ini masih tergolong wajar dan tidak menunjukkan tanda-tanda adanya ancaman banjir atau lonjakan debit yang dapat merusak sistem PLTA.
Sebagai informasi tambahan, pihak pengelola Waduk PLTA Koto Panjang telah menutup seluruh lima pintu pelimpah (spillway gate) sejak Sabtu (25/1). Penutupan ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan antara inflow dan outflow air, yang mengalir menuju Sungai Kampar di sisi hilir waduk. Hingga saat ini, keseimbangan antara debit air yang masuk dan keluar waduk terus terjaga, meskipun cuaca sedikit berubah.
Kondisi ini menunjukkan bahwa pengelolaan Waduk PLTA Koto Panjang tetap berjalan dengan baik, meskipun tantangan cuaca yang berubah-ubah. Situasi ini patut diwaspadai secara berkala untuk memastikan bahwa potensi risiko banjir atau kerusakan pada infrastruktur pembangkit dapat diminimalkan.