Komisi IV DPRD Riau kembali melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Riau untuk membahas kontribusi galian C terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Riau. Dalam pertemuan tersebut, terungkap bahwa galian C hanya menyumbang PAD sebesar Rp2 miliar per tahun.

“Iya, salah satu yang kita sepakati terkait galian C. Paling tidak kita presentasenya 5%. Kalau kita betul-betul cermati semua izin-izin yang ada, saya yakin kita bisa dapat puluhan miliar,” ujar Ketua Komisi IV DPRD Riau, Ma’mun Solihin, pada Kamis (10/7/2025).

Ma’mun Solihin menyampaikan bahwa kontribusi galian C terhadap PAD Provinsi Riau masih sangat rendah, hanya sekitar Rp2 miliar. Hal ini dianggap tidak seimbang dengan kebutuhan tanah timbun yang besar dari perusahaan-perusahaan seperti PT HKI dan PT PHR.

Politisi dari fraksi PDIP tersebut menyoroti masalah pengawasan terhadap galian C, yang dinilai masih lemah akibat berbagai kendala seperti anggaran, sumber daya manusia, dan keberanian untuk melakukan pengawasan lapangan.

Solihin menegaskan perlunya kolaborasi dengan instansi terkait untuk mengawasi aktivitas galian C, terutama mengingat adanya dugaan penggunaan tanah secara ilegal oleh perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki izin.

Dalam konteks pengawasan galian C, Solihin menekankan pentingnya penegakan aturan terhadap perusahaan yang tidak memiliki izin, namun hal ini juga membutuhkan kesepakatan dengan pihak yang menggunakan hasil galian seperti PT HKI dan PT PHR.

Solihin juga mengungkapkan bahwa sejumlah perusahaan galian C telah memiliki izin operasional secara detail, namun masih terdapat permasalahan terkait pelaporan produksi dan pendapatan yang tidak proporsional dengan volume produksi yang dilaporkan.

Menyikapi dugaan kebocoran pendapatan dari galian C, Solihin mengakui bahwa masalah pengawasan yang kurang serta adanya aktivitas ilegal dapat menjadi penyebab utama rendahnya penerimaan PAD dari sektor tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya lebih lanjut untuk memastikan pengawasan yang lebih ketat dan mengundang perusahaan-perusahaan terkait untuk berkolaborasi dalam pengawasan galian C.