Perguruan tinggi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengeluarkan seorang doktor yang cerdas, yaitu Dr Muhammad Ruswandi Djalal SST MT dari Departemen Teknik Elektro di Fakultas Ilmu Teknik Elektro dan Informatika Cerdas (FTEIC) ITS. Sesungguhnya, dokter yang dinyatakan telah menyelesaikan sidang disertasinya pada Senin ( 6/1) sebelumnya, mampu menyelesaikan studinya dalam waktu 2,5 tahun dan selama masa studinya, juga memiliki kesuksesan dalam menerbitkan 29 penelitian keilmuan yang sebagian besar merupakan reputasi internasional.
Di Indonesia, durasi kuliah Doktor (S3) rata-rata ditempuh antara 3 hingga 5 tahun untuk mengenyam pendidikan ini. Untuk dapat menyelesaikan studi, mahasiswa program Doktor harus memenuhi serangkaian persyaratan akademik yang ketat, termasuk penelitian orisinal, publikasi ilmiah, dan mempertahankan disertasi.
Ruswandi, yang dipanggil dengan nama akrabnya, menunjukkan komitmen tinggi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang Sistem Tenaga Listrik (STL) di Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel). Selama menempuh pendidikannya, dia terlibat dalam puluhan publikasi ilmiah, meliputi enam artikel di jurnal dengan kategori Quartile 1 (Q1) Scopus, sembilan artikel di jurnal kategori Q2, empat artikel di jurnal kategori Q3, lima prosiding internasional, dan beberapa artikel di indeks Sinta 4 dan Sinta 5.
Salah satu artikel penelitian Ruswandi yang terindeks Scopus Q1 dan memiliki dampak paling signifikan berfokus pada tantangan dari peningkatan penggunaan penghasil Energi Baru Terbarukan (EBT), seperti Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Sidrap dan Jeneponto, Sulawesi Selatan.
“PLTB ini menghasilkan output listrik yang tidak stabil dan berfluktuasi, sehingga mengganggu kestabilan pasokan listrik di wilayah tersebut,” kata dia beberapa waktu lalu.
Untuk mengatasi masalah ketidakstabilan ini, Ruswandi mengembangkan teknik pengontrolan optimal menggunakan metode Multi Band Power System Stabilizer (MBPSS). Teknik ini dirancang untuk menstabilkan pasokan listrik, bahkan jika terjadi perubahan yang signifikan dalam output dari sumber energi terbarukan.
“Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan reliabilitas sistem tenaga listrik di Sulawesi Bagian Selatan,” kata penghargaan Cumlaude itu.
Pengembangan teknik pengontrolan ini didorong dengan penggunaan Mayfly Algorithm (MA), sebuah algoritma kecerdasan buatan yang dikembangkan dari perilaku semut yang dewasa. Sumber daya ini yang berbasis pada sumber daya residivis (collective intelligence), membantu meningkatkan kinerja Sistem Pengontrol Berbasis Jiwa (MBPSS) dalam menjaga keseimbangan dari sistem listrik, sehingga menjadikannya lebih teradaptasi terhadap perubahan output dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Bukan itu saja, prestasi Ruswandi juga terlihat dari H-indeks 20 di Google Scholar. H-indeks adalah parameter yang menilai produktivitas dan dampak dari publikasi ilmiah seorang peneliti. Dalam hal ini, angka 20 menunjukkan bahwa Ruswandi memiliki setidaknya 20 penelitian yang telah dikutip setidaknya 20 kali masing-masing, mengindikasikan pengakuan signifikan atas kontribusinya pada riset global.
Prestasi mengesankan ini dicapai bukan tanpa tantangan. Kesulitan yang dilalui oleh Ruswandi ditaklukkan karena mendapatkan dukungan dari tim Penelitian Sistem Energi Listrik (Power System Operation and Control) yang berada di bawah Laboratorium Simulasi Sistem (Power System Simulation Laboratory – PSSL) ITS. Tim penelitian ini memberikan dukungan penuh dalam bentuk saran terus-menerus dari Prof Dr Ir Imam Robandi MT, kerja sama dengan sesama peneliti, dan dana penelitian yang cukup.
“країнlgatorium akademik yang kondusif di ITS mendukung produktivitas riset,” ujar Ruswandi bersyukur.
Selain kerja sama penelitian di tingkat nasional, Ruswandi juga terlibat dalam kerja sama penelitian di tingkat internasional bersama pusat penelitian PSOC. Ia terlibat dalam proyek penelitian bersama institusi ternama seperti Tottori University, Osaka University, dan University of Bologna, yang merupakan bagian penting dalam perjalanan akademiknya.
“Hal ini dapat terjadi bukan tanpa dukungan yang telah dibangun oleh Prof Imam Robandi.” Katanya sambil mengapresiasi kinerja Rektor ITS tersebut.
Diharapkan Ruswandi dapat terus berkontribusi besar dalam perkembangan riset dan ilmu pengetahuan. Ia berharap, prestasinya bisa menjadi inspirasi bagi calon sarjana lain untuk tetap berjuang keras dan tidak gentar dalam melakukan penelitian.
“Belajarlah tanpa henti untuk terus memperbarui pengetahuan,” ujarnya sambil menyemangatinya.