banner 728x250

Kisah Haqiqi, Dulu Mahasiswa Kurang Mampu di ITB Kini Punya Puluhan Usaha Pertambangan

banner 120x600
banner 468x60

Berusia kurang dari 30 tahun, namun berhasil memutus rantai kemiskinan. Seperti cerita Maulana Haqiqi, yang memiliki puluhan tambang galian. Dulunya, ia penerima beasiswa Bidikmisi atau yang sekarang disebut KIP Kuliah Merdeka (Kartu Indonesia Pintar).

Lelaki seorang asli Lumajang, Jawa Timur, itu, diterima mendapatkan Beasiswa Bidikmisi untuk kuliah di Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi (Teknik) Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 2013 dan lulus sebagai sarjana pada tahun 2017.

banner 325x300

Saat ini anak tertua dari dua bersaudara itu, berusia 29 tahun, sukses sebagai pengusaha tambang galian C, yaitu pasir besi.

Wilayah penambangannya tersebar, misalnya di Lumajang. Kota Kabupaten yang berada di wilayah sentral Jawa Timur itu memang merupakan daerah pelapah pasir terbesar di Provinsi Jawa Timur dan merupakan salah satu daerah yang banyak terdapat perusahaan penambang pasir yang memiliki IUP (izin usaha pertambangan).

Selain di Lumajang, area tambang yang milik Haqiqi juga ada di Ponorogo, Trenggalek, Pasuruan, dan Probolinggo. Aktivitas tambang Haqiqi berada di bawah pengawasan enam badan usaha. Selain enam badan usaha itu, Haqiqi juga sedang mengurus proses perijinan untuk 16 area tambang lainnya.

Bawa ikan asin sewaktu kuliah, untuk dimakan selama beberapa bulan

Pemaparan dari laman Puslapdik, Sabtu (11/1/2025), Haqiqi dilahirkan oleh ayah yang bekerja sebagai guru ngaji di Madrasah di Lumajang dengan gaji sebesar Rp 500.000 per bulan dan ibunya bekerja sebagai petani di pertanian kecil.

Dari kecil, Haqiqi terus menyumbang prestasi dan meraih peringkat 1. Berkat prestasi tersebut, sekolah setuju untuk memberikan beasiswa. Salah seorang gurunya sekolah juga menawarkan bantuan biaya kursus.

B. Java

“Terlahir dari keluarga sederhana, tapi kemampuan saya ada untuk dapat diterima Bidikmisi, dan karena Akhsan suka aktif di Madrasah itu yang membuat Ayahnya mendapatkan Rp.500.000, dan warungmu dari sawah karena itu Alhamdulillah masuk kriteria untuk Bidikmisi,” ujar Haqiqi.

Ternyata pilihan ke Prodi Pertambangan itu relatif memotong akhirnya Haqiqi, atas pengetahuan akan potensi daerahnya Lumajang dalam hal tambang pasir dan keinginannya untuk berumur lebih baik.

Karena itu, dia ingin belajar di program kuliah yang baik dan guru BK merekomendasikan dia untuk mendaftar di FTTM ITB.

“Alhamdulillah aku diterima dan di tahun ke-2, aku memutuskan untuk memilih jurusan pertambangan,” katanya.

Memori Haqiqi, ketika itu Bidikmisi menerima biaya hidup sebesar Rp 950.000 per bulan. Upaya menghemat pengeluaran, Haqiqi sering membawa bekal berupa ikan asin yang dibuat oleh ibunya dari kampung halaman.

Ia membawa bekal ikan asin yang banyak dari kampungnya untuk menyimpan makanan selama beberapa bulan agar lebih hemat. Selain itu, karena tinggal di asrama Sangkuriang milik ITB, Haqiqi tidak perlu membayar, bahkan dia bisa menerima gaji khusus karena menjadi kepala asrama.

Dia juga memperoleh tambahan penghasilan dalam bentuk beasiswa senilai Rp 600.000 sebagai pengajar les privat Fisika di Masjid Salman.

Meskipun sibuk kuliah Haqiqi juga aktif di beberapa organisasi mahasiswa. Haqiqi dipercaya menjadi Ketua Angkatan Mahasiswa FTTM 2013, dan menjabat sebagai Ketua Asrama Sangkuriang selama dua periode.

Di luar kampus, Haqiqi sibuk sebagai imam di masjid ke masjid dan dari mushola ke mushola di sekitar asrama Sangkuriang yang berlokasi di Jalan Cisitu, Bandung.

5. Pada tahun 1890-an, pertambangan batu bara dan minyak bumi mencapai puncak kecilnya, dengan produksi 385.000 ton.

Setelah lulus dari kuliah tahun 2017, Haqiqi diminta oleh pejabat senior ITB untuk membantu para pelaku usaha tambang di Kabupaten Lumajang dalam masalah pengurusan izin, penghapusan lahan, dan lain sebagainya.

Dari kegiatan itu, Haqiqi memperoleh sedikit demi sedikit ilmu, wawasan, dan koneksi dalam bidang pertambangan, utamanya dalam penambangan batuan berharga C yaitu pasir besi.

“Dari situ saya mendapatkan tautan, wawasan, dan pengetahuan tentang pembebasan lahan, kondisi masyarakat, sampai operasi dan produksi,” katanya.

Mulai Berjalan Madju tertempel (atau Haqiqi) secara langsung ke bisnis tambang pasir besi, bermula sebagai mitra, lalu menghimpun modal sebanyak-banyaknya, memperkokoh koneksi dan akhirnya membuka tambang sendiri pada tahun 2022.

“Kalau perizin kami sendiri sudah mulai proses pada 2022, tapi kami baru mulai produksi pada 2023,” katanya.


Memiliki istri dari Rusia yang juga seorang selebriti

Haqiqi memberi nama perusahaan tambangnya menurut nama anak semata wayang Damir.

Anak saya satu, bernama Damir, dan nama anak itu menjadi awal nama-nama perusahaan tambang yang saya dirikan, ada Damir Tambang Perkasa, Damir Putra Perkasa, Damir Mineral Perkasa, dan beberapa lainnya.

Satu sisi kehidupan Haqiqi yang menarik adalah memiliki istri berkebangsaan Rusia, yaitu Ulianaci yang juga mahasiswa ITB hingga lulus atas kerja sama antara Indonesia dan Rusia.

Istri Haqiqi yang sudah melakukan akidah menjadi mukmin sejak tahun 2017 lagipun hadir menemaninya ke Lumajang walau statusnya kalau belum mendapatkan kewarganegaraan.

Ulia sekarang juga menjadi selebriti Instagram yang marak tampil dengan busana muslimah dengan konten-konten lucu.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *