Mengapa Kita Lebih Memilih Stres Nonton Serial True Crime Daripada Membeku Menonton Serial Relaks?
Beberapa waktu yang lalu, saya pernah merenung sejenak setelah menyadari kebiasaan sederhana yang agak aneh:ketika saya merasa lelah dan membutuhkan hiburan, bukannya memilih acara santai seperti komedi ringan atau film yang menyenangkan, saya malah lebih sering membuka serial forensik nyata. Rasanya agak sedikit kontradiktif, bukan? Bukannya menghibur pikiran, saya justru memilih tayangan yang membuat saya mengalami ketegangan dan membuat otak selalu aktif.
Setelah berbicara dengan beberapa teman, ternyata ini tidak hanya saya sendiri. Banyak generasi muda yang merasa seperti ini pula. Jadi, apa yang membuat kita begitu tertarik pada tindak pidana nyata, bahkan ketika kita mencari suasana santai?
1. Tegangan Itu Menarik, Mengapa Terjadi?
Tampaknya ada sesuatu yang membuat kisah kriminal menjadi menarik. Ketika menonton true crime, saya merasa seperti menjadi detektif sementara—ikut mencari petunjuk, merangkai cerita, dan mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi. Pikiran saya sibuk mengolah informasi, mencoba memecahkan misteri sebelum akhir episode.
Saya merasa seperti dalam tantangan yang membuat efek adrenalin. Saya bukan hanya bersantai, tetapi menjadi lebih aktif. Penelitian psikologis mengatakan bahwa otak kita seperti disukai stimulus, dan true crime menawarkan itu dalam cara tersendiri. Dibandingkan dengan acara santai yang cerita menampaknya dapat ditebak, true crime seperti memberikan “teka-teki” menarik untuk diperbaiki.
2. Rasa Kontrol di Dunia yang Tak Terkendali
Jujur, dunia sering terkesan m UINT, terutama untuk generasi muda yang harus menghadapi berbagai tekanan dari pekerjaan, studi, bahkan media sosial. Saat menonton true crime, ada rasa ironi yang saya rasakan: meskipun ceritanya penuh dengan hal-hal mengei, semuanya terasa terkendali karena itu hanya terjadi di layar kaca.
Saya tahu bahwa meskipun berlangsungnya alurnya kompleks atau penuh ketakutan, biasanya ada keputusan yang bahagia di akhir petualangan. Penjahat dikalahkan, masalah diatasi, dan keadilan diResmikan. Itu memberi perasaan lega yang, entah alasannya, tidak selalu saya dapatkan dalam kehidupan sebenarnya.
3. Bagian dari Tren Sosial
Jika Anda sering melihat podcast atau dokumenter true crime beredar di media sosial, pasti Anda menyadari seberapa besar pengaruh genre ini. Saya sendiri sering terlibat diskusi menyenangkan tentang teori-teori kasus dengan teman atau di forum online. Ada rasa kepuasan tersendiri ketika saya bisa menghubungkan cerita yang saya tonton dengan pendapat orang lain.
Misalnya, kasus pembunuhan berseri-seri seperti Ted Bundy atau Zodiac Killer selalu menjadi perbincangan. Bukan hanya soal kejahatannya, tapi juga sisi psikologisnya: apa yang membuat mereka melakukan tindakan itu? Kenapa mereka bisa melarikan diri begitu lama? Rasanya seperti membongkar sisi gelap manusia yang jarang kita pahami.
Mereka memperbaiki akses saya ke cerita-cerita seperti ini. Mereka tahu dengan pasti apa yang sering saya tonton, sehingga mereka terus merilis serial dan dokumenter baru. Ini terjadi dalam spiral: semakin banyak yang saya tonton, semakin penasaran saya jadinya.
4. Lawan Stereotip “Menghabiskan Waktu untuk Beristirahat”
Ketika orang mengatakan “cobalah bersantai, tonton yang ringan aja,” saya kadang merasa acara bersantai justru kurang memuaskan. Mungkin ini masalah preferensi, tapi rasanya acara ringan sering kali terlalu datar atau kurang menarik perhatian.
Untuk saya, true crime adalah sesuatu yang menenangkan secara berbeda. Ya, tentunya ada kesan stresnya, tetapi itu stres yang ‘terstruktur.’ Di satu sisi, saya tetap merasa terhibur. Di sisi lain, saya merasa telah mengucapkan lesson – entah itu soal sistem hukum, pola perilaku manusia, atau energi pengetahuan untuk selalu berhati-hati di kehidupan sehari-hari.
—
Salah satu pengalaman paling berkesan saya tentang true crime adalah ketika menonton dokumenter tentang Ted Bundy. Di satu sisi, cerita tentang pembunuhan berantai ini pasti menyeramkan. Tapi di sisi lain, saya sangat terkesan melihat berapa jauh dia melakukan manipulasi dan berfikirannya cerdas.
Menonton kisah Bundy membuat saya lebih memahami sisi gelap manusia—bagaimana seseorang yang terlihat normal bahkan menarik, bisa menjadi ancaman terbesar. Dari kisah ini, saya juga jadi lebih sadar untuk selalu berhati-hati terhdap lingkungan sekeliling.
Ketegangan yang Justru Menghibur
Jadi, mengapa banyak orang muda, termasuk saya, lebih memilih true crime daripada acara santai? Mungkin jawabannya sederhana: genre ini memberikan sesuatu yang tidak bisa diberikan oleh hiburan lain. Ada rasa penasaran, tantangan intelektual, bahkan sensasi adrenalin yang, anehnya, bisa terasa menyegarkan.
Meski begitu, saya menyadari bahwa ada batasan yang perlu dipertimbangkan. Terlalu banyak menonton true crime juga dapat membuat lelah jika ceritanya berat atau depresifinya terlalu deras. Sesaat-sekali, saya masih mencoba menonton acara lain yang lebih ringan untuk menjaga keseimbangan.
Tapi jika kamu seperti saya—yang merasa lebih “relaks” dengan sedikit ketegangan di layar kaca—itu bukan hal yang tidak lazim. Mungkin kita hanya menikmati cara berbeda untuk melarikan diri sejenak dari kehidupan yang sering kali terasa membosankan. Dan hei, siapa tahu, kita mungkin belajar sesuatu dari semua misteri itu.
Bagaimanakah menurutmu? Apakah kamu juga sering memilih podcast true crime dibandingkan dengan acara santai? Jika iya, mungkin kita berada di gelombang yang sama.