Harga kelapa melonjak tajam dalam beberapa pekan terakhir, memicu perhatian luas dari pelaku pasar hingga konsumen. Saat ini, harga kelapa di pasaran berkisar antara Rp5.000 hingga Rp8.500 per butir, naik dari harga sebelumnya yang tertinggi hanya Rp8.000. Kenaikan ini didorong oleh lonjakan permintaan produk santan kemasan, yang kini semakin diminati masyarakat.
Pedagang santan di Pasar Pagi Arengka, Pekanbaru, Satri, mengungkapkan harga jual santan kemasan masih bertahan di angka Rp7.000 per kemasan. “Kami berusaha tidak menaikkan harga agar pelanggan tetap nyaman dan tidak terbebani,” katanya, Senin (14/4/2025).
Konsumen pun menyambut baik upaya para pedagang yang tetap konsisten menjaga harga di tengah tekanan biaya produksi. Tidak hanya itu, tren santan kemasan juga mendorong inovasi di sektor UMKM. Beberapa pelaku usaha mulai mengembangkan kemasan praktis dan ramah lingkungan guna menyesuaikan kebutuhan pasar.
Wahyu, salah satu pengusaha santan kemasan lokal, menyebutkan momen ini menjadi peluang untuk berkembang. “Kami melihat ini sebagai tantangan sekaligus kesempatan untuk berinovasi, baik dari sisi produk maupun distribusi,” ujar Wahyu. Meski demikian, para pelaku usaha berharap ada dukungan dari pemerintah atau pihak terkait, terutama dalam menjaga kestabilan pasokan kelapa agar usaha tetap berkelanjutan.
Kenaikan harga kelapa memang menjadi tantangan, namun semangat kolaborasi antara petani, pedagang, pengusaha, dan konsumen menjadi kunci menjaga keseimbangan pasar. Diharapkan, solusi seperti peningkatan produksi kelapa dan efisiensi distribusi mampu menekan fluktuasi harga dan menjaga daya beli masyarakat.