Kelaparan virus Human Metapneumovirus (HMPV) mengalami peningkatan di Cina. Munculnya virus ini juga menjadi perbincangan hangat di masyarakat di Tanah Air.
Pengamat kesehatan, dr. Ngabila Salama, menerangkan bahwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia akan melakukan penyelidikan yang luas jika nanti menemukan 1 kasus HMPV di Indonesia.
“Dari dulu sampai sekarang 1 kasus juga masih dalam tahap investigasi, apa yang harus dilakukan kalau di kemudian hari ada 1 ditemukan, segera dilakukan tracing atau penyelidikan epidemiologi,” ujar Ngabila kepada wartawan, Minggu (5/1).
Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa saat ini mereka terus melakukan langkah antisipasi kemunculan virus HMPV.
“Mengaktifkan sistem pengawasan masyarakat berbasis kader, RT, RW, serta fasilitas-fasilitas kesehatan seperti Puskesmas dan Rumah Sakit untuk meningkatkan kesadaran terhadap HMPV,” jelasnya.
Beberapa kali yang lalu, juru bicara Kemenkes Republik Indonesia, drg. Widyawati, juga telah menjamin bahwa penyebaran virus HMPV belum pernah terjadi di Indonesia.
“Saatin ini belum ada laporan kasus HMPV di Indonesia. Meski begitu, kami mengimbau agar masyarakat tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat,” kata drg. Widyawati beberapa hari lalu.
Apa pun itu, ini penting untuk memperkuat daya tahan tubuh dan mencegah penularan berbagai virus yang berpotensi mengancam kesehatan.
Ia menjelaskan, pemerintah terus mengAWAsi perkembangannya di seluruh dunia dan menerapkan upaya antisipatif terhadap virus yang menyerang saluran pernapasan tersebut.
Pemerintah mulai mengambil langkah antisipasi dengan meningkatkan kesadaran di perbatasan negara, serta meningkatkan pengawasan pemeriksaaan kesehatan pada Wisatawan Asing yang menunjukkan gejala Influenza Like Illness (ILI).
“Kita akan terus berkordinasi dengan pihak terkait agar langkah-langkah preventif yang efektif dapat dilakukan. Langkah tersebut bertujuan untuk mencegah virus ini masuk ke Indonesia,” ujarnya.
Selain itu, pagar bantu gelembung juga terbuat dari sirap plastik yang belum di habiskan, setelah itu dilakukan penyempurnaan dengan warna-warna vibrant yang lain.
“Saya menyerukan kepada masyarakat untuk tetap memantau informasi resmi terkait perkembangan virus ini,” katanya.
“Pemerintah juga menekankan pentingnya kerja sama antara masyarakat dalam menerapkan langkah-langkah pencegahan dan segera berkonultasi ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala infeksi saluran pernapasan,” ungkap dia.
Virus ini menyebabkan infeksi saluran pernapasan dengan gejala yang mirip seperti batuk, pilek, demam, dan sesak napas. Meskipun tidak berbahaya bagi orang dewasa, pada kasus berat, virus ini bisa menyebabkan bronkitis atau pneumonia.
Belum ada vaksin yang diketemukan untuk virus ini, namun Pemerintah mengimbau melakukan perawatan supportif seperti rehidrasi, pengendalian demam, dan istirahat yang cukup efektif untuk membantu mengurangi gejala.
Kelompok rentang ini terdiri dari anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, termasuk mereka yang menderita penyakit kronis seperti diabetes, gangguan pernapasan, atau penyakit jantung.
Kemunculan virus ini pernah menjadi perbincangan yang ramai akibat terdapatnya kasus di China. Terdapat 40 kasus yang teridentifikasi memiliki kemungkinan terkait dengan HMPV pada tanggal 2 hingga 8 Desember 2024.
Angka keluarnya itu naik terutama di periode 16–22 Desember 2024, dengan mayoritas pasien adalah anak berusia 14 tahun.