Kebun Terantam PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV Regional III terus memperkuat komitmennya dalam menerapkan praktik berkelanjutan sesuai standar internasional Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Dengan luas areal mencapai 5.500 hektare di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, kebun ini berperan penting dalam mendukung operasional PTPN IV Regional III dengan tetap menjaga aspek lingkungan. Manager Kebun Terantam, Arizal Gusnadi, dalam keterangan tertulisnya di Kampar, Selasa (25/2), menyampaikan bahwa sejak awal tahun 2025, Kebun Terantam telah memproduksi 18.733 ton tandan buah segar (TBS).
“Sepanjang Februari ini, realisasi produksi mencapai 8.647 ton, dengan capaian 110,53 persen terhadap Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) serta 124,34 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (Year on Year/YoY). Sementara itu, produksi sepanjang awal tahun mencapai 18.733 ton atau 118,10 persen terhadap RKAP dan 106,84 persen terhadap YoY,” jelas Arizal.
Selain capaian produksi, Arizal juga mengungkapkan bahwa realisasi berat tandan rata-rata (BTR) di Kebun Terantam mencapai 14,47 kilogram per tandan. Angka ini melampaui estimasi sensus produksi hingga 23 Februari 2025 yang sebesar 14,26 kilogram per tandan atau mencapai 101,45 persen.
“Hal ini menunjukkan bahwa TBS yang dikirim dan diterima pabrik kelapa sawit sesuai dengan standar. Tidak ada pemangkasan di perjalanan atau praktik yang merugikan, seperti ‘buah angin’ di lapangan,” tegasnya.
Arizal juga menepis tudingan dari segelintir pihak yang menyebut adanya wanprestasi dalam pengelolaan Kebun Terantam. Menurutnya, keberhasilan kebun dalam mempertahankan sertifikasi RSPO adalah bukti nyata komitmen terhadap keberlanjutan dan praktik terbaik industri sawit.
“Menerapkan standar RSPO merupakan langkah strategis kami untuk memastikan bahwa produk sawit yang dihasilkan memenuhi standar internasional dalam keberlanjutan. Kami menerapkan prinsip ini dalam setiap tahap operasional, mulai dari perencanaan hingga proses panen, sehingga memberikan hasil yang positif baik dalam produksi maupun reputasi,” ujar Arizal.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa keberlanjutan bukan sekadar pilihan, tetapi keharusan dalam industri kelapa sawit modern. Dengan mempertahankan standar RSPO dan terus berinovasi, Kebun Terantam tidak hanya mendukung kelestarian lingkungan tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih bertanggung jawab.
“Kami percaya bahwa dengan komitmen terhadap keberlanjutan, kami dapat terus meningkatkan produktivitas tanpa mengorbankan aspek sosial dan lingkungan. Ini adalah langkah nyata untuk masa depan industri sawit yang lebih baik,” pungkasnya.