-Pengguna wajib merawat mobil yang digunakan untuk keperluan sehari-hari, supaya kinerja tetap optimal dan tidak mengakibatkan kerusakan komponen.
Salah satu wajibnya, konsumen harus memantau kualitas dan level oli mesin secara berulang guna mencegah kerusakan komponen akibat pelumasan yang tidak optimal.
Meskipun demikian, tidak disarankan menambah oli mesin dalam kondisi tertentu karena itu merupakan kebiasaan yang kurang baik.
Hardi Wibowo, sang pemilik bengkel mobil Aha Motor Yogyakarta mengatakan bahwa idealnya, volume oli mesin tidak akan menurun secara signifikan seiring digunakan.
Hardi mengatakan, oli mesin yang berkurang secara tidak biasa sebaiknya segera direparasi, untuk memastikan mesin selalu mendapatkan pelumas yang optimal.
“Di langkah ini, oli yang menipis bisa ditambah sebentar, dan kemudian dibawa ke bengkel untuk diperbaiki, jangan menambah oli mesin secara konsisten, terutama karena sudah waktunya menggantikannya,” kata Hardi.
Hardi menuturkan, kebiasaan mengganti oli mesin akan membuat konsumen mengabaikan masalah pada sistem pendingin.
“Oli mesin yang cepat habis itu bukan normal, harus segera diperbaiki dan harus segera ditambahkan lagi, tanpa menggantinya akan menyebabkan kotoran berkumpul,” kata Hardi.
Seharusnya, menurut Hardi, kontaminasi dalam ruang mesin pengganti oli sama sekali dihilangkan saat proses penggantian oli berkala. Bila tidak diganti, kontaminasi oli akan mengendap dan menggumpal.
“Itu akan membuat pelumasan mesin tidak optimal, dan mempercepat oli habis, karena kotoran bisa membuat piston ring macet, akhirnya tidak bisa menyapu oli secara maksimal ke dinding silinder,” ungkap Hardi.
Jadi, kebiasaan menambah oli mesin adalah kebiasaan yang salah, terutama lagi mengabaikan penggantian oli secara teratur.