Jalan Desa Sigaruntang Putus, Ganggu Proses Belajar Mengajar dan Akses Kesehatan
KUANSING | SERANTAUMEDIA – Putusnya jalan yang menghubungkan Desa Koto Inuman dan Desa Sigaruntang, Kecamatan Inuman, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, pada Jumat (14/2/2025) dini hari kemarin, mengakibatkan terganggunya aktifitas belajar mengajar di SD/SMP Satu Atap Desa Sigaruntang.
Jalan tersebut merupakan satu-satunya akses utama bagi para guru yang berasal dari luar desa, termasuk Kepala Sekolah Hardiman. Menurut Hardiman, sebagian besar tenaga pendidik di sekolah tersebut berasal dari desa-desa jauh, seperti Cerenti di Kuantan Hilir dan Desa Koto Inuman.
“Sebenarnya ada jalan alternatif ke Desa Sigaruntang, namun membutuhkan waktu lebih dari satu jam dan hanya bisa dilalui saat musim kemarau. Saat musim hujan, jalan tersebut menjadi sulit dilalui karena berbahan tanah,” ungkapnya.
Akibatnya, kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut tidak dapat berjalan dengan lancar. Meskipun sekolah tetap beroperasi, aktifitas pembelajaran tidak bisa maksimal. “Aktifitas belajar mengajar tidak maksimal. Saat ini, kami mengandalkan penjaga sekolah untuk menjaga murid-murid, tetapi dengan jumlah murid yang banyak, penjaga sekolah kewalahan,” tambah Hardiman.
SD Sigaruntang memiliki 108 siswa, sementara SMP memiliki 38 siswa, dengan hanya satu penjaga sekolah yang harus menangani semuanya. Untuk itu, Kepala Desa Sigaruntang, Albaziar, berharap Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi segera membangun jembatan darurat untuk memulihkan akses ke desa tersebut.
“Minimal jembatan kayu yang bisa dilewati sepeda motor dan mobil kecil dulu,” ujar Albaziar. Ia menambahkan bahwa lambatnya pembangunan jembatan bisa berdampak buruk terhadap pelayanan kesehatan di desa tersebut.
Warga Sigaruntang yang membutuhkan perawatan medis serius harus melewati jalan yang putus itu untuk menuju RSUD Teluk Kuantan atau rumah sakit rujukan lainnya. “Kalau untuk layanan kesehatan biasa, masih bisa ditangani di Pustu atau Poskesdes. Namun, jika ada pasien darurat yang perlu dirujuk, mereka harus melewati jalan yang putus ini,” ungkap Albaziar.
Ketua DPRD Kabupaten Kuantan Singingi, Juprizal, juga memberikan tanggapan atas permasalahan ini. Ia mendesak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) untuk segera membangun jembatan darurat. “Jangan terlalu lama, kasihan masyarakat di sana. Dinas PUPR harus segera membuat jembatan darurat agar akses jalan kembali terhubung,” ujar Juprizal.
Juprizal juga meminta Dinas PUPR untuk mempersiapkan perencanaan pembangunan jembatan permanen dengan mempertimbangkan karakteristik alam di daerah tersebut. “Perencanaan konstruksinya harus sesuai dengan kondisi alam agar jembatan tersebut tahan lama dan tidak mudah rusak,” tegasnya.
Masalah ini menggarisbawahi tantangan infrastruktur yang dihadapi oleh daerah-daerah terpencil di Indonesia, khususnya di Kabupaten Kuantan Singingi. Meskipun pemerintah daerah telah berupaya untuk mengembangkan infrastruktur, kejadian seperti putusnya jalan ini menyoroti pentingnya mempercepat pembangunan infrastruktur darurat yang dapat langsung menghubungkan desa dengan kota.
Masyarakat setempat berharap, dengan adanya perhatian dan tindakan cepat dari pemerintah, mereka dapat kembali menjalani kehidupan normal tanpa harus terbebani oleh akses yang terputus. Pembangunan jembatan darurat menjadi langkah awal yang diharapkan bisa menyelesaikan permasalahan akses bagi warga Desa Sigaruntang dan sekitarnya.