Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Riau, Irjen Pol Hery Heryawan, menjadi pembicara dalam kuliah umum bertema “Telaah dan Pengenalan Kebijakan Green Policing Polda Riau” di Universitas Riau (Unri), Kecamatan Bina Widya, Pekanbaru, Kamis (15/5/2025). Dalam kegiatan yang dihadiri ratusan mahasiswa tersebut, Irjen Hery hadir bersama pengamat politik dan akademisi, Rocky Gerung. Kehadiran mereka disambut langsung oleh Rektor Unri, Prof. Dr. Hj. Sri Indarti, S.E., M.Si.
Irjen Hery menjelaskan bahwa konsep Green Policing merupakan pendekatan kepolisian yang menekankan pentingnya perlindungan lingkungan hidup, khususnya dalam menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau. “Green Policing adalah bentuk kecintaan terhadap lingkungan. Filosofinya berangkat dari tunas muda yang tumbuh, berkembang, dan menjaga masa depan. Ini adalah pijakan moral bahwa menjaga lingkungan berarti menjaga identitas dan marwah daerah Lancang Kuning,” kata Irjen Hery di hadapan peserta kuliah umum.
Irjen Hery juga menyatakan bahwa dalam konteks penegakan hukum, Polda Riau berkomitmen bersinergi dengan berbagai pihak untuk menindak tegas kejahatan lingkungan. “Kami tidak bisa bekerja sendiri. Diperlukan kolaborasi dengan semua pihak, baik pemerintah daerah, akademisi, LSM, dan masyarakat, agar upaya menjaga lingkungan ini benar-benar berdampak nyata,” pungkasnya.
Rocky Gerung mengapresiasi kebijakan Green Policing yang diinisiasi Polda Riau. Ia menilai pendekatan tersebut tidak hanya menyentuh aspek hukum, tetapi juga aspek moral dan sosial. “Polda Riau bukan hanya menegakkan hukum, tapi juga menanam pohon untuk kehidupan. Ini langkah konkret. Kita tidak mengekspor asap ke negara tetangga, tapi mengekspor akal sehat,” ujar Rocky.
Kuliah umum ini juga membahas isu emisi karbon, pencemaran lingkungan, hingga tantangan keberlanjutan bumi di masa depan. Irjen Hery menambahkan bahwa kebijakan Green Policing juga merupakan bagian dari implementasi Polri yang presisi—prediktif, responsibilitas, dan transparansi berkeadilan—yang adaptif terhadap tantangan zaman, seperti krisis iklim, degradasi lingkungan, dan karhutla.