Serial Netflix “Squid Game” sukses mendapatkan perhatian di seluruh dunia dengan cerita yang menggambarkan sisi gelap dari masyarakat. Namun, apakah kamu tahu kalau seri ini terinspirasi dari kejadian nyata di Korea Selatan pada tahun 1982? Peristiwa itu dikenal dengan “The Brothers Welfare Center,” yang merupakan kisah tragis tentang eksploitasi, penyalahgunaan kekuasaan, dan pengabaian hak asasi manusia.
Kisah Tragis di Balik “The Brothers Welfare Center
Semua bermula dari penangkapan orang-orang oleh polisi, termasuk seorang anak berusia 12 tahun bernama Chung. Dengan alasan ingin membantu, para korban malah dipaksa bekerja keras dalam kondisi yang tidak manusiawi. Mereka juga mengalami kekerasan fisik dan kehilangan hak-hak dasar mereka. Kejadian ini menunjukkan bagaimana kekuasaan bisa digunakan untuk menindas mereka yang lemah. Tidak hanya itu, para korban ini sering kali tidak memiliki akses untuk melaporkan penderitaan mereka, karena mereka diisolasi dari dunia luar.
Ketika itu Korea Selatan akan menjadi tuan rumah Olimpiade 1988, pemerintahnya mengambil tindakan ekstrem untuk memastikan kebersihan dan ketertiban. Pihak berwenang memindahkan orang-orang yang mereka anggap “tidak diinginkan” secara paksa. Peristiwa tersebut menunjukkan betapa pemerintah lebih menyibukkan diri dengan citra terutama daripada hak-hak asasi manusia. Tindakan ini dan kebenarannya itu kemudian mendapat kritikan tajam dari masyarakat internasional ketika akhirnya terdukacitari. Namun kebanyakan orang mendapat-ngena skala kejahatan ini pada masa itu.
Hal menimbulkan kesedihan, bahwa para polisi yang seharusnya melindungi manusia malah ikut berperan sebagai pelaku utama. Mereka menggunakan kekuasaan mereka untuk menangkap orang-orang. Hal ini jelas menunjukkan bahwa ada korupsi dalam sistem penegakkan hukum. Penyalahgunaan kekuasaan ini juga menjadi salah satu tema utama dalam “Squid Game,” di mana perbatasan antara keselamatan dan bahaya sering kali kabur. Dalam banyak kasus, para korban bahkan tidak mengetahui apa kesalahan mereka hingga mereka menemukan diri mereka dalam kondisi yang tidak manusiawi.
Korban-korban di “The Brothers Welfare Center” adalah kelompok yang dilematis, termasuk anak seperti Chung. Peristiwa ini menyoroti bagaimana masyarakat sering kali gagal melindungi dan merawat mereka yang paling lemah. Hal ini mirip dengan cerita pada serial “Squid Game,” di mana para peserta dianggap bisa dikorbankan demi kesenangan. Fakta bahwa orang-orang ini dipilih karena mereka dianggap tidak akan “dirindukan” oleh masyarakat adalah cerminan suram dari bagaimana stigma sosial dapat menciptakan peluang untuk eksploitasi.
Selain dari segi fisik, korban korban juga mengalami trauma yang dalam hingga ke ranah psikologis. Pengalaman mereka itu menjadi bukti bahwa eksploitasi seperti ini memiliki dampak panjang dalam masa depan. Beberapa korban masih mengalami kesulitan hingga dewasa untuk mempercayai orang lain lagi atau bahkan untuk kembali ke kehidupan yang normal lagi. Hal ini juga dibahas dalam “Squid Game,” di mana peserta menghadapi tekanan mental yang luar biasa. Ketika kepercayaan hancur, proses penyembuhan menjadi perjalanan panjang yang berliku.
Pada masa itu, masyarakat menganggap “The Brothers Welfare Center” sebagai lembaga yang sah. Padahal, di balik itu, ada kebenaran yang sangat berbeda. Kepedulian publik yang tidak sepenuhnya akurat ini menunjukkan bagaimana propaganda bisa memalsukan kebenaran. Dalam “Squid Game,” ketidakpedulian sama tampak ketika masyarakat memilih mencurigai penderitaan peserta demi kepuasan mereka sendiri. Banyak dari mereka tidak mempertanyakan keabsahan permainan, karena lebih fokus pada keuntungan pribadi yang bisa diperoleh.
Meski atas tindakan kejahatan di pusat ini ternyata terbongkar, pelaku hanya mendapat hukuman ringan. Hal ini menunjukkan betapa sulitnya mendapatkan pelaksanaan tindakan hukum terhadap mereka yang kuat. Adegan ini juga terasa familiar dalam “Squid Game”, yang menggambarkan korupsi dan sistemnya . Pelakunya sering dilindungi status sosial mereka dan bisa selamat dari hukuman yang pantas dengan aksi mereka.
“Squid Game” bukan hanya hiburan, serial ini merupakan refleksi tentang kehidupan yang jauh lebih gelap di luar sana. Kasus “The Brothers Welfare Center” yang meninggalkan pelajaran penting bahwa sejarah seringkali lebih mengerikan dari pada kisah fiksyen yang dibuat. Dalam tema seperti eksploitasi, korupsi, dan ketidakpedulian masyarakat, dari skenario ini sekaligus menimbulkan diskusi tentang keadilan, kemanusiaan, dan tanggung jawab sosial. Mengenang kisah kelam seperti ini semoga sedikit mengetahui pentingnya peduli terhadap penderitaan orang lain dan berani bertindak demi perubahan sehingga kejadian mengerikan seperti itu tidak akan pernah terjadi lagi.