Ketua TP PKK Provinsi Riau, Henny Sasmita Wahid, mengunjungi Desa Sebauk, Bengkalis, dalam rangka meresmikan MTQ ke-43 Provinsi Riau. Di sana, Henny menelusuri jejak tenun tradisional, Tenun Putri Mas milik Devi Susanti, sebagai simbol dukungan terhadap kelestarian budaya dan penguatan ekonomi perempuan desa.

Henny Sasmita disambut hangat oleh para pengrajin, sebagian besar adalah ibu-ibu setempat, yang dengan ketelatenan menenun benang demi benang hingga lahirlah kain bermotif khas yang sarat makna. Bagi Henny, tenun bukan hanya sekadar karya seni, melainkan juga simbol keteguhan perempuan desa dalam menjaga tradisi dan menopang perekonomian keluarga.

“Kerajinan tenun ini adalah aset budaya yang sangat berharga. Melalui dukungan dan pendampingan, saya yakin tenun tradisional Bengkalis bisa semakin berkembang, berinovasi, dan mampu menjangkau pasar yang lebih luas,” ungkap Henny, sambil mengamati proses pembuatan motif.

Selain mengagumi, Henny juga berdialog dengan para pengrajin untuk mendengar cerita tentang tantangan yang dihadapi, mulai dari akses bahan baku hingga pemasaran. Dalam kesempatan itu, Henny menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, PKK, dan masyarakat agar tenun tradisional tidak hanya lestari, tetapi juga mendatangkan kesejahteraan.

Ketua TP PKK Kabupaten Bengkalis, Hj. Siti Aisyah, yang turut mendampingi, menegaskan komitmennya untuk selalu mendukung usaha kreatif masyarakat. Tenun tradisional dianggap sebagai potensi besar yang bisa diangkat bersama untuk meningkatkan kesejahteraan.

Kehadiran Henny Sasmita di Tenun Putri Mas memberikan semangat baru bagi para pengrajin. Devi Susanti, sang pemilik, merasa terharu saat menerima perhatian langsung dari Ketua TP PKK, yang menjadi motivasi besar bagi dirinya dan para pekerja.

Tidak hanya Henny dan Siti Aisyah, turut hadir sejumlah pejabat daerah lainnya dalam kunjungan tersebut. Di tengah geliat MTQ, kunjungan ini menjadi momen berharga yang menyatukan nilai budaya, silaturahmi, dan pemberdayaan ekonomi. Benang-benang tenun yang terjalin rapi seakan menjadi simbol eratnya ikatan antara pemerintah, masyarakat, dan warisan budaya yang tak lekang dimakan zaman.