– Arah pin start trekelan arboreal pun telah tertera Salah satu spanduk menyatakan pengosongan Teras Malioboro 2 telah dibentangkan di depan lokasi tersebut.
Spanduk itu mengingatkan para pedagang bahwa tempat itu akan ditutup pada hari ini, Selasa (14/1/2025) pukul 24.00 WIB.
Berikut informasinya: Dalam spanduk tersebut disampaikan, kegiatan perdagangan akan dipindahkan ke dari sebelah Timur Malioboro (Teras Ketandan) dan Teras Malioboro dari arah Barat (Teras Beskalan).
Pedagang yang belum mengikat kontrak diharapkan mengajukan pendaftarannya paling lambat Jumat, tanggal 10 Januari 2025, di Kantor Balai Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya, dengan tahap pengundian yang diselenggarakan pada tanggal 11 Januari 2025.
Selamat pagi, saya ingin tahu atas permintaan Anda mengenai informasi mana yang ingin saya berikan.
Namun, sekitar 370 pedagang menolak untuk pindah. Mereka mencela proses pengundian karena tidak transparan.
Beberapa pedagang mulai memulai penyewaan, sementara yang lain memilih untuk tetap bertahan.
Suparjilah (61), salah satu pedagang yang memilih untuk tetap tinggal, mengungkapkan bahwa ia dan anggota kelompok komunitas Tri Dharma setuju untuk tidak mengikuti pengundian karena dianggap tidak transparent.
“Belum kita perjanjian kalau undian tidak transparan, kita tidak pindah,” perkataannya ketika ditemuil di Teras Malioboro 2.
Menurut Suparjilah, penggarapan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta tidak transparan karena terdapat 70 pedagang yang telah mendapatkan tempat berdagang di area baru di Ketandan, namun tidak sesuai harapan, sehingga mereka pindah ke Beskalan. “Jadi kita tidak terima, ya (ganti-ganti tempat berdagang). 375 itu belum ikut macam itu, kita terus berjuang sampai kita dapat hak kita jujur dan transparan,” ungkapnya.
Dia pun menambahkan bahwa ia tidak tahu di mana akan berjualan setelah hari terakhir di Teras Malioboro 2.
“Enggak tahu lah besok mau di selasar atau DPR (DPRD DIY), yang penting kita berjuang,” ujarnya.
Dia meminta agar 70 pedagang yang sudah menempati Beskalan diundi ulang. “Tidak ada pengundian tapi penetapan (70 lapak). Katanya di sana sudah ada 70, tidak bisa diundi ulang,” katanya.
Pedagang lain, Mira, menyatakan bahwa pengundian tidak dilakukan dengan transparansi, walaupun ia memilih untuk membuka lapaknya di Terminal Malioboro 2.
Ibu mau membeli kios, tapi tidak bisa saat ini, karena gelombang kedua belum diundi. Belum pasti berhasil, tapi waktu sudah habis. Jadi, buat sementara tidak jualan saya kabari dulu.
Mira menyatakan bahwa seharusnya ia dipindahkan ke Beskalan, namun lantai 1 di Beskalan telah diisi oleh 70 pedagang.
Dia menganggap hal ini sebagai proses tidak transparan.
“Sepertinya dipindahkan ke Beskalan, tapi belum ada pengumuman, belum ada kesepakatan. Menurut informasi ada kuota 400 yang diundi 300 berapa. Di lantai satu sudah terisi 70, begitu saja,” katanya.