Gubernur Riau, Abdul Wahid, langsung turun ke lapangan meninjau banjir yang terjadi di Kabupaten Kampar, tepatnya di Desa Kampung Panjang, Air Tiris, pada hari Senin, 3 Maret. Banjir tersebut disebabkan oleh pembukaan lima pintu pelimpahan waduk PLTA Koto Panjang, mencapai ketinggian 170 cm.
Abdul Wahid tiba di Desa Kampung Panjang dan langsung meninjau rumah warga yang terletak di sekitar sungai Kampar. Ia merasa prihatin melihat beberapa rumah warga yang tenggelam dan hanya tersisa atapnya. Selain itu, akses jalan dan jembatan juga tertutup karena meluapnya air sungai Kampar.
Gubernur Riau menyatakan bahwa banjir disebabkan oleh meluapnya debit air dari PLTA Koto Panjang akibat pembukaan pintu pelimpahannya. Untuk penanggulangan dalam waktu singkat, langkah pertama yang dilakukan adalah memberikan bantuan kepada warga yang terdampak seperti sembako, selimut, karpet, dan tikar.
Abdul Wahid juga menekankan perlunya mencari solusi jangka panjang agar banjir yang terjadi setiap tahun dapat dicegah. Hal ini perlu dilakukan melalui koordinasi dengan PLN dan Pemerintah pusat untuk mencari solusi yang tepat guna mencegah banjir yang sering terjadi di wilayah Sumbar dan Riau.
Seorang warga Kampung Panjang Air Tiris, Rohim, mengungkapkan bahwa setiap tahun mereka mengalami banjir besar akibat naiknya air sungai Kampar yang disebabkan oleh pembukaan pintu waduk PLTA Koto Panjang. Ia pun meminta pemerintah segera mencari solusi agar banjir yang sama tidak terjadi lagi.
Data dari BPBD Riau menunjukkan bahwa terdapat 315 rumah di Kampung Panjang yang terdampak banjir. Selain itu, terdapat 177 KK di Desa Sendayan, 69 KK di Desa Naga Beralih, 168 KK di Desa Muara Jalai, 262 KK di Desa Sawah, 12 KK di Sungai Tonang, dan 95 KK di Desa Sungai Jalau. Totalnya, terdapat 1.098 KK di Kecamatan Kampar Utara yang terkena dampak banjir.