Gubernur Riau, Abdul Wahid, menegaskan perlunya langkah tegas dalam mengatasi premanisme yang masih mengganggu keamanan dan kenyamanan masyarakat di wilayahnya. Dalam pernyataannya, ia menyebutkan bahwa fenomena premanisme tak hanya menciptakan keresahan publik, tetapi juga berdampak negatif terhadap iklim investasi di Provinsi Riau.
Wahid mengatakan, “Premanisme tidak bisa dibiarkan tumbuh. Ini akan mengganggu ketertiban dan menciptakan rasa tidak aman di tengah masyarakat,” saat menghadiri Halalbihalal Majelis Ulama Indonesia di Gedung Daerah Balai Serindit, Jumat (16/5/2025).
Pemerintah Provinsi Riau bersama aparat penegak hukum (APH) telah menjalin koordinasi erat untuk mengambil langkah konkret dalam memberantas praktik-praktik premanisme. Upaya ini dinilai sangat penting untuk menjaga stabilitas keamanan dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
“Gubernur Wahid menekankan bahwa kenyamanan warga dalam beraktivitas adalah kunci keberhasilan pembangunan. Maka dari itu, segala bentuk ancaman, termasuk aksi premanisme, harus segera ditindaklanjuti secara serius,” tambahnya.
Dengan menciptakan lingkungan yang aman dan tertib, daya tarik Riau sebagai destinasi investasi akan semakin meningkat. Hal ini juga berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.
Abdul Wahid mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga ketertiban dan melaporkan tindakan premanisme yang mereka temui. Ia optimistis, melalui sinergi antara pemerintah, aparat, dan warga, Riau dapat menjadi provinsi yang aman, damai, dan sejahtera.