Organisasi Palestina yang menguasai Jalur Gaza, Hamas mengucapkan terima kasih kepada mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla setelah pengepuran bersenjata dicapai di enklave itu. Hamas mengapresiasi dukungan yang diberikan Jusuf Kalla kepada perjuangan bangsa Palestina melawan kolonisasi Israel.
Hamid Awaluddin, mantan Menteri Hukum dan HAM RI, mengatakan bahwa Wakil Kepala Biro Politik Hamas Bassam Naem menghubunginya hari Senin (21/1) dan memberikan terima kasih kepada Jusuf Kalla. H Cikal dinilai tidak kehilangan harapan dalam melakukan sesuatu untuk kepentingan bangsa Palestina.
“Mereka berterima kasih sangat istimewa kepada Pak JK, terutama saat hari-hari yang sangat sulit selama konflik di Gaza terjadi,” ujar Hamid Awaluddin dalam keterangannya pada Rabu (22/1).
Hamid mengatakan bahwa Jusuf Kalla menunjukkan rasa empati yang tinggi dengan membantu menyelesaikan konflik di Palestina, terutama melalui kegiatan Palang Merah Indonesia (PMI).
.
Menurut Hamid, Bassam Naem menyatakan bahwa masyarakat Palestina saat ini membutuhkan obat-obatan dan genset mini untuk melalui musim dingin. Bassam juga meminta bantuan kepada JK sebagai Ketua Umum PMI untuk mengirimkan bantuan ke Palestina.
Di pihak lain, Hamid menyebutkan bahwa Hamas mensyukuri keterlibatan politikus senior dari Partai Golkar dalam proses negosiasi untuk menghentikan pemogokan di Jalur Gaza. Jusuf Kalla beberapa kali dipilih sebagai ketua tim kecil yang pergi ke Doha, Qatar untuk membahas masalah dengan pemimpin Hamas dan Fatah.
Hamid menyebutkan bahwa Hamas meminta Jusuf Kalla untuk membantu melaksanakan implementasi kesepakatan perjanjian gencatan senjata dengan Israel yang berlaku sejak seminggu yang lalu.
“Mereka (Hamas) meminta yang baik kepada Pak JK sebagai tokoh kemanusiaan dan perdamaian untuk membantu mengintervensi atau mengawal kembali perundingan,” kata Hamid.
Hamid menambahkan, pemimpin baru Hamas meminta bertemu Jusuf Kalla di Indonesia. Organisasi Palestina itu disebut meminta JK terlibat mencari solusi menyelesaikan konflik permanen antara Israel dan Palestina pasca-tidak lagi berperang.