Setelah perjalanan yang lama, drama Korea pilihan Squid Game akhirnya kembali hadir dengan musim kedua di Netflix.
Tapi, bagi mereka yang masih ingin tahu tentang latar belakang permainan menarik ini, mari kita bahas mengapa permainan tersebut diciptakan oleh Oh Il Nam, kakek misterius yang dikenal dengan nomor 001.
Pada akhir pembukaan Squid Game, ada momen sangat mengejutkan ketika Oh Il Nam bertemu dengan Gi-Hun, pemenang musim pertama.
Pada pertemuan tersebut, Gi Hun mencoba memahami alasan-alasan dibalik permainan yang sangat berdarah dan tidak menghargai kehidupan manusia.
Tidak ada teks yang diberikan. Mohon masukkan teks yang ingin diubah ke dalam bahasa Indonesia.
Gi Hun bertanya langsung kepada Oh Il Nam, mengapa permainan itu harus begitu kejam dan tidak ada perasaan.
Ilustrasi di atas menjelaskan pandangannya tentang perbedaan antara orang miskin dan orang yang kaya terlalu banyak.
Untuk dirinya, keduanya sama-sama tidak bisa menikmat hidup lagi, meskipun pada keadaan yang berbeda sangat besar.
Di sana lah Oh Il Nam bersama teman-temannya memutuskan untuk menciptakan permainan tersebut.
Mereka tidak hanya ingin melihat orang bertarung, tetapi juga ingin merasakan sensasi hidup kembali melalui permainan ini yang membangkitkan adrenalin.
Itulah sebabnya permainan itu didesain untuk menyerupai permainan anak-anak, tetapi dengan konsekuensi nyawa di setiap langkahnya.
Menurutnya, peserta yang terlibat dalam Squid Game hanya “sampah” yang pantas dikenakan hukuman, itulah sebabnya kematian dalam permainan itu dianggap perlu.
Diskusi antara kartunis biru Gi-Hun dan Oh Il-Nam
Namun, meskipun Oh Il Nam memiliki pandangan sendiri, Gi Hun memiliki sudut pandang yang berbeda.
Gi Hun masih yakin bahwa kekayaan kemampuan manusia menyimpan nilai dan bahwa tidak ada alasan tak selalu karena hiburan yang halus.
Pemikiran Gi Hun inilah yang mendorongnya untuk kembali dalam Squid Game musim 2.
Gi Hun kembali untuk menghentikan permainan itu yang begitu menakutkan.
Dia ingin membuka mata para peserta lainnya sekaligus mengingatkan mereka bahwa mereka hanya dianggap seperti alat atau boneka oleh para penguasa.
Front Man menanggapkan sikap Gi Hun yang terlalu optimis sebagai tidak realistik.
Bahkan mengungkapkan kekecewaan terhadap anggapan Gi Hun yang masih mengharapkan adanya kemanusiaan dalam permainan tersebut.
Google News
