Ajuan IPO PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) anak usaha milik Puan Maharani suami, Happy Hapsoro, akan dilaksanakan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (8/1). Saat itu, anak usaha milik Happy Hapsoro akan tercatat dengan kode RATU.
Harga yang ditawarkan Rp 900 hingga Rp 1.150 per lembar. Dengan harga segitu, dana segar yang diincar sekitar Rp 488,7-Rp 624,5 miliar dengan valuasi sekitar Rp 2,4–Rp 3,1 triliun.
Hari ini, Selasa (7/1), merupakan masa distribusi saham yang dihadapi sejumlah investor. Mereka melaporkan bahwa penjatahannya sedikit. Dilihat pada aplikasi Stockbit Sekuritas, terdapat beberapa investor yang mengaku sudah memesan saham dalam jumlah besar, tapi hanya menerima sebagian kecil sudah masuk ke akun mereka. Misalnya, ada yang memesan 10 lot tapi hanya menerima 3, dan ada juga yang memesan 40 lot tapi hanya menerima 2 lot saja.
RATU akan melakukan IPO dengan menawarkan hingga 543,01 juta lembar saham atau 20% dari total saham perusahaan. Saham-saham tersebut terdiri dari 190.053.800 saham baru (7%) dan 352.957.000 saham yang diutamakan untuk divestasi Rukun Raharja (RAJA).
Dari IPO RATU akan berada di sekitar 6,0–7,6x P/E 1H24 TTM, dengan rasio PBV pasca-IPO sekitar 2,98–3,26x. Nilai ini masih di bawah perusahaan induknya, Rukun Raharja (RAJA), yang dihargai pada 23,8x P/E 1H24 TTM dan 4,6x PBV.
Namun, nilai valuasi IPO RATU berada di atas rekan-rekannya, Medco Energi Internasional (MEDC) dan Energi Mega Persada (ENRG), yang juga merupakan produsen migas. Secara khusus pada Jumat, 13 Februari, MEDC diperdagangkan pada 4,7 kali dari rasio pendapatan per saham (PE) 9 bulan terakhir tahun 2024 yang telah diterapkan (9M24 TTM) dan 0,8 kali dari rasio perbandingan harga untuk saham (PBV) per 9M24. Sementara itu, ENRG diperdagangkan pada 5,1 kali PE 9M24 TTM dan 0,6 kali PBV per 9M24.
Profil RATU
Sebanyak 2,242,3% Dengan ExxonMobil sebagai operator, diperkirakan dapat memberikan keunggulan dalam manajemen operasi dan pengembangan blok tersebut.
Blok kedua yang menjadi aset strategis dari Perseroan adalah Blok Jabung. Melalui perusahaan anak, PT Raharja Energi Tanjung Jabung, Perseroan berhasil mendapatkan kepemilikan minat bagian sebesar 8 persen. Blok ini dikelola oleh PetroChina, salah satu perusahaan minyak dan gas bumi terbesar di Asia, sebagai operator.
Dengan sisa kontrak yang masih panjang, yaitu 19 tahun dan sisa cadangan yang cukup besar, Blok Jabung menyimpan potensi untuk pengembangan wilayah lintas lapangan yang ada saat ini maupun dari akuaduk-akuaduk yang masih perlu kontinuing explorasilah untuk membuktikan adanya deposit baru.