JAKARTA — Diplomasi nama mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman sebagai salah satu calon kuat Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan alias PPP.

Nama Dudung untuk kali pertama diungkap by politikus PPP Romahurmuziy. Saat itu, Romy mengatakan sudah ada empat nama yang datang untuk diselection sebagai kandidat ketua umum partainya, ada dua dari internal partai dan dua dari luar.

Romahurmuziy di Jakarta, Jumat (13/12), menyebut empat nama dai antara lain mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, Calon Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin, Menteri Sosial Saifullah Yusuf, dan mantan KSAD Jenderal TNI (Purn.) Dudung Abdurachman.


Eks KSAD Dudung Abdurachman Akui Dapat Amanah Masuk Kabinet Prabowo

Utilitas ini lebih menunjang konten ini: “Masuknya nama Dudung dalam bursa calon ketua umum Partai Golkar menimbulkan tanggapan yang beragam. Eksponen Fusi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 1973 menyambut mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman sebagai calon ketua umum (ketum) PPP.

, Minggu (5/1/2025).

:

Husnan sebagai perwakilan dari Parmusi, bagian Eksponen Fusi PPP 1973, menjelaskan bahwa Dudung disambut sebagai calon ketua karena menjadi kavaler satu-satunya yang berani menanggung risiko untuk menjadi ketua umum PPP, dan mempertimbangkan kualitas calon dari luar organisasi atau bukan kader.

“Dari luar kita melihat siapa di antara mereka memiliki kepemimpinan yang baik, siapa yang sungguh-sungguh melangkah menuju kemaslahatan, siapa yang akan melindungi umat,” katanya.

:

Sementara itu, dia mengatakan pihaknya mendukung penyelenggaraan pemilihan nama-nama calon ketua umum baru Partai Persatuan Pembangunan (PPP) karena merasa kecewa dan bertanggung jawab atas kegagalan partai lolos ke Senayan dalam Pemilihan Umum 2024.

“Mereka memanggil kami untuk turun berjuang bersama-sama untuk merevitalisasi politik Islam di Indonesia, dan mengembalikan PPP, Partai Persatuan Pembangunan, ke bentuk aslinya sebagai partai yang bermuka, direhccountan, dan menjadi rumah terkhaustuagam politik umat Islam Indonesia,” kata dia.

Eksponen Fusi PPP 1973 terdiri dari sejumlah organisasi sosial, yaitu Nahdlatul Ulama (NU), Parmusi, Serikat Islam (SI), dan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti).