Ketua Komisi III DPRD Riau, Edi Basri, mendesak Pemerintah Provinsi Riau untuk lebih kreatif dan agresif dalam menggali potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Langkah ini dinilai penting untuk menutup defisit anggaran daerah yang saat ini mencapai Rp2 triliun dalam APBD Riau 2025. Menurut politisi Partai Gerindra dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kampar itu, dengan kondisi keuangan Riau saat ini tidak bisa hanya mengandalkan sumber pendapatan yang selama ini ada. Pemprov perlu melakukan langkah-langkah ekstensif dan intensif dalam mencari sumber pendapatan baru.
Edi Basri menyampaikan pendapatnya kepada wartawan pada Senin (30/6/2025), “Dalam situasi kekurangan anggaran seperti sekarang, daerah harus mencari solusi, bahkan dengan cara-cara yang ekstrem. Pemerintah daerah jangan hanya diam, tapi harus berani mengambil cara-cara ekstrim.”
Edi Basri menyoroti bahwa potensi PAD dari sektor pajak air bawah tanah baru menyumbang sekitar Rp50 miliar per tahun. “PAD dari air bawah tanah masih kecil sekali. Estimasi kita, potensi riilnya bisa mencapai Rp300 miliar hingga Rp40 miliar per tahun jika dikelola dengan serius,” tegasnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa potensi pajak kendaraan bermotor dari kendaraan perusahaan perkebunan yang menggunakan pelat nomor non-BM namun beroperasi di wilayah Riau juga belum tergarap maksimal. Edi Basri meminta Pemprov Riau segera menertibkan kendaraan-kendaraan tersebut.
Menurut Edi Basri, jika Pemprov Riau serius melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi seluruh potensi yang ada, target tambahan PAD hingga Rp2 triliun bukan hal yang mustahil. “Saya yakin, kalau ada kemauan politik yang kuat dan kreativitas dari pemerintah, mencari Rp2 triliun itu bisa. Tinggal kemauan dan langkah konkret dari Pemprov Riau saja yang kita tunggu,” pungkasnya. -vie
Editor: Novita