Sebanyak lebih dari 260 orang Rohingya lemah dan lapar tiba di pantai Indonesia pada malam hari Senin (5 Januari 2025).
Sebagian besar dari mereka terdiri atas perempuan dan anak-anak. Mereka tiba di sekitar pantai Aceh menggunakan dua perahu.
Kepala Polisi Daerah (Kapolres) Aceh Timur, AJBP Nova Suryandaru, menyatakan bahwa petugas masih menjaga mereka agar tetap aman.
Saat ini, pihaknya bekerja sama dengan PBB dan petugas lokal mendapat tahu lebih banyak lewat informasi yang dikumpulkan.
.
Sebelumnya, lebih dari 300 pengungsi Rohingya telah tiba di Aceh Timur sejak pekan lalu.
Tekanan mayoritas Muslim Rohingya, yang jumlahnya sekitar 1 juta, yang tinggal di kamp-kamp di Bangladesh setelah meninggalkan Myanmar.
Mereka termasuk sekitar 740.000 orang yang melarikan diri dari pembantaian brutal pada tahun 2017 oleh pasukan keamanan Myanmar yang dicurigai melakukan pemerkosaan dan pembunuhan massal.
Masyarakat Rohingya menghadapi diskriminasi yang luas di Myanmar dan kebanyakan diantaranya menolak pengakuan sebagai warga negara.
Indonesia telah meminta bantuan dari komunitas internasional menjelang meningkatnya jumlah besar pengungsi Rohingya yang meninggalkan kamp-kamp padat di Bangladesh sejak tahun lalu.
Indonesia, seperti negara-negara lain yaitu Thailand dan Malaysia, bukan salah satu penanda tangan Konvensi Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1951 dan tidak diwajibkan menerima para pengungsi.
Tapi, Indonesia memberikan ruang pelindung sementara bagi para pengungsi yang menghadapi situasi sulit berkat pertimbangan kemanusiaan.
Pada mingguan itu, otoritas Malaysia mengatakan, mereka menolak dua kapal yang membawa hampir 300 pengungsi Rohingya yang mencoba memasuki negara tersebut dengan cara ilegal.
Kementerian Maritim Malaysia melaporkan, dua kapal lagi mencoba masuk ke Pulau Langkawi, tempat 196 warga Rohingya ditahan, setelah mereka mendarat di pulau resor timur laut itu menjelang akhir pekan.
